Suatu saat, ada orang yang ingin sekali bertemu dengan Nabi saw di mimpinya,
tetapi keinginannya itu tak pernah terkabul; meskipun ia telah berusaha amat
kuat dan keras. Ia meminta nasihat kepada seorang sufi. Sufi itu menjawab,
?Anakku, pada Jumat malam nanti, banyak-banyaklah kau makan ikan asin, tunaikan
salatmu, dan langsunglah engkau pergi tidur tanpa minum air setetes pun.
Keinginanmu akan terpenuhi.
Orang itu pun melaksanakan anjuran sang sufi. Setelah itu, ia langsung
tidur. Sepanjang malam ia bermimpi terus menerus minum air dari puluhan mata
air. Ketika pagi menjelang, ia bergegas menemui sufi itu, ?Wahai Maulana, aku
tak melihat Nabi dalam mimpiku. Aku begitu kehausan sehingga yang aku impikan
hanyalah minum air dari puluhan mata air. Sekarang pun aku masih tersiksa
dengan rasa dahaga.
Sang sufi berkata padanya, ?Makan ikan asin telah memberimu dahaga yang
begitu menyiksa sehingga sepanjang malam engkau hanya bermimpi tentang air
minum. Sekarang kau harus merasakan dahaga yang sama akan Rasul-Nya, barulah
engkau boleh memeluk anugerah terindahnya!
Rabu, 20 November 2013
Minggu, 19 Mei 2013
Apakah Pantas berharap surga
Sholat dhuha cuma
dua rakaat, qiyamullail (tahajjud) juga hanya dua rakaat, itu pun sambil
terkantuk-kantuk. Sholat lima
waktu? Sudahlah jarang di masjid, milih ayatnya yang pendek-pendek saja agar
lekas selesai. Tanpa doa, dan segala macam puji untuk Allah, terlipatlah
sajadah yang belum lama tergelar itu. Lupa pula dengan sholat rawatib sebelum
maupun sesudah shalat wajib. Satu lagi, semua di atas itu belum termasuk
catatan: "Kalau tidak terlambat" atau "Asal nggak bangun
kesiangan". Dengan sholat model begini, apa pantas mengaku ahli ibadah?
Padahal Rasulullah
dan para sahabat senantiasa mengisi malam-malamnya dengan derai tangis memohon
ampunan kepada Allah. Tak jarang kaki-kaki mereka bengkak oleh karena terlalu
lama berdiri dalam khusyuknya. Kalimat-kalimat pujian dan pinta tersusun indah
seraya berharap Allah Yang Maha Mendengar mau mendengarkan keluh mereka. Ketika
adzan berkumandang, segera para sahabat meninggalkan semua aktivitas menuju
sumber panggilan, kemudian waktu demi waktu mereka habiskan untuk bersimpuh di
atas sajadah-sajadah penuh tetesan air mata.
Baca Qur'an
sesempatnya, itu pun tanpa memahami arti dan maknanya, apalagi meresapi hikmah
yang terkandung di dalamnya. Ayat-ayat yang mengalir dari lidah ini tak sedikit
pun membuat dada ini bergetar, padahal tanda-tanda orang beriman itu adalah
ketika dibacakan ayat-ayat Allah maka tergetarlah hatinya. Hanya satu dua
lembar ayat yang sempat dibaca sehari, itu pun tidak rutin. Kadang lupa, kadang
sibuk, kadang malas. Yang begini ngaku beriman?
Tidak sedikit dari
sahabat Rasulullah yang menahan nafas mereka untuk meredam getar yang menderu
saat membaca ayat-ayat Allah. Sesekali mereka terhenti, tak melanjutkan
bacaannya ketika mencoba menggali makna terdalam dari sebaris kalimat Allah
yang baru saja dibacanya. Tak jarang mereka hiasi mushaf di tangan
mereka dengan tetes air mata. Setiap tetes yang akan menjadi saksi di hadapan
Allah bahwa mereka jatuh karena lidah-lidah indah yang melafazkan ayat-ayat
Allah dengan pemahaman dan pengamalan tertinggi.
Bersedekah jarang,
begitu juga infak. Kalau pun ada, dipilih mata uang terkecil yang ada di
dompet. Syukur-syukur kalau ada receh. Berbuat baik terhadap sesama juga
jarang, paling-paling kalau sedang ada kegiatan bakti sosial, yah hitung-hitung
ikut meramaikan. Sudah lah jarang beramal, amal yang paling mudah pun masih
pelit, senyum. Apa sih susahnya senyum? Kalau sudah seperti ini, apa pantas
berharap Kebaikan dan Kasih Allah?
Rasulullah adalah
manusia yang paling dirindui, senyum indahnya, tutur lembutnya, belai kasih dan
perhatiannya, juga pembelaannya bukan semata milik Khadijah, Aisyah, dan
istri-istri beliau yang lain. Juga bukan semata teruntuk Fatimah dan anak-anak
Rasulullah lainnya. Ia senantiasa penuh kasih dan tulus terhadap semua yang
dijumpainya, bahkan kepada musuhnya sekali pun. Ia juga mengajarkan para
sahabat untuk berlomba beramal shaleh, berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya dan
sebaik-baiknya.
Setiap hari ribut dengan
tetangga. Kalau bukan sebelah kanan, ya tetangga sebelah kiri. Seringkali
masalahnya cuma soal sepele dan remeh temeh, tapi permusuhan bisa berlangsung
berhari-hari, kalau perlu ditambah sumpah tujuh turunan. Waktu demi waktu
dihabiskan untuk menggunjingkan aib dan kejelekan saudara sendiri. Detik demi
detik dada ini terus jengkel setiap kali melihat keberhasilan orang dan
berharap orang lain celaka atau mendapatkan bencana. Sudah sedemikian pekatkah
hati yang tertanam dalam dada ini? Adakah pantas hati yang seperti ini bertemu
dengan Allah dan Rasulullah kelak?
Wajah indah Allah
dijanjikan akan diperlihatkan hanya kepada orang-orang beriman yang masuk ke
dalam surga Allah kelak. Tentu saja mereka yang berkesempatan hanyalah para
pemilik wajah indah pula. Tak inginkah kita menjadi bagian kelompok yang
dicintai Allah itu? Lalu kenapa masih terus bermuka masam terhadap saudara
sendiri?
Dengan adik tidak
akur, kepada kakak tidak hormat. Terhadap orang tua kurang ajar, sering
membantah, sering membuat kesal hati mereka, apalah lagi mendoakan mereka,
mungkin tidak pernah. Padahal mereka tak butuh apa pun selain sikap ramah penuh
kasih dari anak-anak yang telah mereka besarkan dengan segenap cinta. Cinta
yang berhias peluh, air mata, juga darah. Orang-orang seperti kita ini, apa
pantas berharap surga Allah?
Dari ridha orang
tua lah, ridha Allah diraih. Kaki mulia ibu lah yang disebut-sebut tempat kita
merengkuh surga. Bukankah Rasulullah yang sejak kecil tak beribu memerintahkan
untuk berbakti kepada ibu, bahkan tiga kali beliau menyebut nama ibu sebelum
kemudian nama Ayah? Bukankah seharusnya kita lebih bersyukur saat masih bisa
mendapati tangan lembut untuk dikecup, kaki mulia tempat bersimpuh, dan wajah
teduh yang teramat hangat dan menyejukkan? Karena begitu banyak orang-orang
yang tak lagi mendapatkan kesempatan itu. Ataukah harus menunggu Allah
memanggil orang-orang terkasih itu hingga kita baru merasa benar-benar
membutuhkan kehadiran mereka? Jangan tunggu penyesalan.
Astaghfirullaah ...
Jumat, 17 Mei 2013
Untuk Sayangku PUPUT PUJIWATI
Kau yg terindah dalam hidupku
Walau kita belum pernah ketemu
Namun hadirmu terasa nyata untukku
Menemani hari-hariku
Kau yang membuat hidupku berwarna
Kau lukis keindahan cinta
Hingga ku tak berdaya
Jatuh dalam pelukanmu cinta
Warna pelangi tak mampu menyaingi
Harum bunga tak terasa di jiwa
Lembut sutra tak sehalus cinta
Semua seakan belum bisa
Menandingi cinta yg ku rasa
Cintamu sungguh mempesona
Membuatku semakin percaya
Kau lah sang pujangga
Yang slalu hadir dalam hayalan
Memberikan keindahan
Ku rasakan kedamaian
Dalam pelukan sang pujaan
Minggu, 12 Mei 2013
Cinta Ini Milikmu Mama
“Farah, bangun…
udah azan subuh. Sarapanmu udah mama siapin di meja…” Tradisi ini sudah
berlangsung 26 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat. Kini usiaku sudah
kepala 3 tapi kebiasaan mama tak pernah berubah. “Mama sayang… ga usah
repot-repot ma, aku dan adik-adikku udah dewasa.” pintaku pada mama pada suatu
pagi. Wajah tua itu langsung berubah. Pun ketika mama mengajakku makan siang di
sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya.
Ingin kubalas
jasa mama selama ini dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa
disembunyikan. Kenapa mama mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka,
mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami mama karena dari
sebuah artikel yang kubaca .. orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan
cenderung untuk bersikap kanak-kanak … tapi entahlah…. Niatku ingin
membahagiakan malah membuat mama sedih. Seperti biasa, mama tidak akan pernah
mengatakan apa-apa.
Suatu hari
kuberanikan diri untuk bertanya “Ma, maafin aku kalau telah menyakiti perasaan
mama. Apa yang bikin mama sedih ?” Kutatap sudut-sudut mata mama, ada genangan
air mata di sana. Terbata-bata mama berkata, “Tiba-tiba mama merasa kalian
tidak lagi membutuhkan mama. Kalian sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri
sendiri. Mama tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, mama tidak bisa
lagi jajanin kalian. Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri” Ah, Ya Allah,
ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah melayani putra-putrinya adalah
sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya. Niat
membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak
berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang
masing-masing.
Diam-diam aku
bermuhasabah… Apa yang telah kupersembahkan untuk mama dalam usiaku sekarang ?
Adakah mama bahagia dan bangga pada putera putrinya ? Ketika itu kutanya pada
mama. Mama menjawab “Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan
pada mama. Kalian tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan. Kalian
berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat mama. Setelah dewasa, kalian
berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat mama.
Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan
orang tua.” Lagi-lagi aku hanya bisa berucap “Ampunkan aku ya Allah kalau
selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada mama. Masih banyak
alasan ketika mama menginginkan sesuatu.”
Betapa sabarnya
mamaku melalui liku-liku kehidupan. Sebagai seorang wanita karier seharusnya
banyak alasan yang bisa dilontarkan mamaku untuk “cuti” dari pekerjaan rumah
atau menyerahkan tugas itu kepada pembantu. Tapi tidak! Mamaku seorang yang
idealis, menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif
seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun. Pukul 3 dinihari mama
bangun dan membangunkan kami untuk tahajud. Menunggu subuh mama ke dapur
menyiapkan sarapan sementara aku dan adik-adik sering tertidur lagi… Ah, maafin
kami mama … 18 jam sehari sebagai “pekerja” seakan tak pernah membuat mama
lelah.. Sanggupkah aku ya Allah ?
* * *
“Farah… bangun
nak, udah azan subuh .. sarapannya udah mama siapin di meja.. “ Kali ini aku
lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul mama sehangat mungkin, kuciumi
pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan
“terimakasih mama, aku beruntung sekali memiliki mama yang baik hati, ijinkan
aku membahagiakan mama… ”. Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan…
Cintaku ini
milikmu, Mama… Aku masih sangat membutuhkanmu… Maafkan aku yang belum bisa
menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu..
Sahabat.. tidak
selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat “aku sayang padamu… “,
namun Rasulullah menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta yang kita punya
kepada orang yang kita cintai karena Allah. Ayo kita mulai dari orang terdekat
yang sangat mencintai kita … ibu dan ayah walau mereka tak pernah meminta.
Percayalah… kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia.
Wallaahu a’lam
“Ya
Allah,cintai mamaku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan mama .. dan
jika saatnya nanti mama Kau panggil, panggillah dalam keadaan khusnul khatimah.
Titip mamakuuyaaRahman”
Berapakah Nilaimu saudaraku.?
Kita makhluk yang paling mulia yang telah diciptakan
oleh Allah SWT, makhluk yang paling kuat karena ternyata dari sekian ratus ribu
sel sperma yang berjuang untuk hidup, kita lah pemenangnya. Pernahkah kita
berpikir untuk memberikan berapa nilai dari diri kita? Apakah harga diri kita
hanya sebatas dunia yang ingin kita kuasai, emas dan perak yang ingin kita
miliki?
Padahal jelas – jelas Rasulullah bersabda, diriwayatkan
oleh At-Tirmidzi : “Dunia ini terkutuk, semua yang ada di dalamnya terkutuk,
kecuali dzikir kepada Allah, hal-hal yang bersangkutan dzikir, seorang ‘alim
dan seorang pelajar.” Dunia dengan emas dan peraknya, kekuasan dan jabatan yang
selalu ingin kita kejar, kemewahan dengan rumah megahnya, sama sekali tidak
berhak mengalirkan setetes pun air mata kita. Terkadang kita melupakan bahwa
dunia ini hanyalah titipan buat kita. Demikian yang dikatakan oleh Labid,
Harta dan keluarga tak lain adalah barang
titipan, dan suatu saat barang titipan itu akan dikembalikan
Tapi sekali lagi, terkadang kita benar-benar
melupakannya, selalu setiap bergantinya hari yang kita pikirkan hanyalah
bagaimana agar bisa mendapatkan apa yang kita inginkan, bukan apa yang kita
perlukan, dan pernahkah kita berpikir, apakah saudara-saudara kita di luar sana
membutuhkan bantuan kita hanya untuk sekedar makan hari ini?, pernahkah
terbersit sedikit saja dipikiran kita bahwa mereka sebenarnya meminta bantuan
kita,hanya saja kita selalu membutakan mata dan menulikan telinga kita untuk
mereka?
Lalu, apakah kita juga mengetahui kalau setiap jiwa
mukmin itu lebih berharga dari dunia dan seisinya?, Dan pernahkah kita sedikit
saja merenung, bahwa semua kekayaan dan kedudukan yang kita miliki bisa
menangguhkan bahkan menghambat maut dari kita, dapat menolong kita dari siksa
dan azabnya Allah?, Jika kita tahu jawabannya tidak, lalu kenapa kita masih
selalu saja menghargai diri kita hanya sebatas harta, emas dan perak?
Demi hidupmu, kekayaan takkan memberi manfaat
kepada seorang pun ketika dada sudah tersengal dan sesak (Hatim Ath-Thai)
Pertanyaannya adalah seberapa besarkah nilai kita
sebagai seorang manusia yang mulia dan manusia yang terpilih?
Hasan Al-Bashri mengatakan, ”Jangan tentukan harga
dirimu kecuali dengan surga. Jiwa orang yang beriman itu mahal, tapi sebagian
dari mereka justru menjualnya dengan harga yang murah.”
Sayangnya, hanya sebagian kecil dari kita yang
menyadari kalau jiwa kita sebagai makhluk yang beriman sangatlah mahal, atau
mungkin kita selalu berpikir kalau harta dan dunia ini lebih berharga dan lebih
mahal dari sebuah jiwa yang beriman, sehingga yang sering kita tangisi adalah
di saat kita kehilangan uang, kebakaran rumah yang mewah, kehilangan pekerjaan,
kita tidak pernah merasa menyesal dan menangis ketika hati kita mulai terasa
mati dan jauh dari Allah, tidak pernah ada air mata ketika kita mengingat semua
dosa-dosa yang telah kita perbuat, lalu jika sudah seperti ini, apa lagi yang
bisa kita harapkan untuk membantu kita di hari akhir nanti?, dan jika ketaatan
kepada Rabb sudah tidak ada lagi, maka dapatkah terwujud untuk mendapatkan
cinta-Nya dan bertemu dengan-Nya dalam keadaan terbaik?
Subhanallah, ketika menuliskan
artikel ini pun, saya berusaha untuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang
ada, akankah keinginan untuk memiliki sebuah rumah di syurga-Nya dan engkau
menjadi tetangga saya ya saudaraku, dapat terwujud? Insyaallah, Amin
MAKASIH IBU
Teruntuk mu yang menjadi oase ditengah gurun sahara
Terimakasih untuk kasih sayang yang tak pernah usai kau sajikan dalam bentuk apapun
Teruntuk mu yang menjadi embun disetiap hari
Walau ada spasi yang menjelma jarak di antara kita
Yang membuat kita begitu bersahabat dengan rindu
Dari setiap pejal ayat yang kau ucap
adalah sayap yang akan mendekapkan kita dengan erat
Teruntuk mu yang menjadi patromaks jiwaku
Untuk secangkir rindu yang kau bagi melalu suaramu
Untuk sebentuk perhatian yang tak pernah lepas
Untuk amarah yang kau hilangkan dan terganti dengan senyuman
Aku sangat beruntung..
Terimakasih untuk kerja keras mu demi kehidupan ku
Asal Mula Alam semesta Menurut Al-Qur'an
Asal mula alam semesta digambarkan dalam Al Qur'an pada ayat berikut:
"Dialah pencipta langit dan bumi." (Al Qur'an, 6:101)
Keterangan yang diberikan Al Qur'an ini bersesuaian penuh dengan penemuan
ilmu pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah
bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi
ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap.
Peristiwa ini, yang dikenal dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan alam
semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan
sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern
menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang
dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta
muncul menjadi ada. Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu.
Sensor sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun 1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang. Penemuan ini merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan.
Selasa, 07 Mei 2013
Hati lapang menerima kenyataan, tubuh ikhtiar memperbaiki kenyataan
Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin. Allahuma shalli 'ala
Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudaraku yang baik. Kemarin telah kita bahas kesiapan menerima apapun yang terjadi,
dan bila terjadi sesuatu apapun kita harus ridhlo. Sebab tidak ridhlo juga
tetap terjadi.
Orang yang paling menderita dalam hidup ini adalah orang
yang paling tidak terampil menerima kenyataan.
Menerima kenyataan itu bukan berarti pasrah. Menerima kenyataan adalah
benar-benar aktif kemampuan intelektual, berfikir dan perasaan kita untuk hidup
realistis.
Percayalah dongkol atau tidak dongkol tetap demikian. Lebih
baik kita nikmati episode hidup ini dengan ridhlo. Sebab tidak ridhlo pun tidak
merubah kenyataan. Percayalah orang yang paling realistis terhadap kenyataan,
maka, orang itulah yang akan bisa menikmati kehidupan.
Ridhlo bukan berarti
pasrah. Hati menerima kenyataan, akal dan tubuh ikhtiar untuk memperbaiki
kenyataan. Kita ambil contoh semisal sakit gigi. Kita harus ridhlo, karena tidak ridhlo pun
tetap sakit . Lalu kita berikhtiar dengan pergi ke dokter gigi. Namun,
sesampainya disana ternyata dokter tidak praktek. Mau dongkol, mau mengeluh,
itupun tidak menyelesaikan masalah. Rahasianya adalah ridhlo, sambil kembali ke
rumah. Insya Alloh niat sudah menjadi amal,
ikhtiar menjadi amal, ridhlo pun menjadi amal.
Tidak pernah rugi
orang yang hatinya lapang sambil ikhtiar menyempurnakan di jalan yang diridhoi
oleh Alloh. Percayalah, tidak pernah kita menderita kecuali orang-orang yang
tidak menerima kenyataan. Hati lapang
menerima kenyataan, tubuh ikhtiar memperbaiki kenyataan. Walallahu a’lam
Senin, 06 Mei 2013
Bahaya Ria
Dalam sebuah hadis, Rasulullah bercerita,
''Di hari kiamat nanti ada orang yang mati syahid diperintahkan oleh Allah
untuk masuk ke neraka. Lalu orang itu melakukan protes, 'Wahai Tuhanku, aku ini
telah mati syahid dalam perjuangan membela agama-Mu, mengapa aku dimasukkan ke
neraka?' Allah menjawab, 'Kamu berdusta dalam berjuang. Kamu hanya ingin
mendapatkan pujian dari orang lain, agar dirimu dikatakan sebagai pemberani.
Dan, apabila pujian itu telah dikatakan
oleh mereka, maka itulah sebagai balasan dari perjuanganmu'.'' Orang yang
berjuang atau beribadah demi sesuatu yang bukan ikhlas karena Allah SWT, dalam
agama disebut riya. Sepintas, sifat riya merupakan perkara yang sepele, namun
akibatnya sangat fatal. Sifat riya dapat memberangus seluruh amal kebaikan,
bagaikan air hujan yang menimpa debu di atas bebatuan. Allah SWT berfirman,
''Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu
(bagaikan) debu yang beterbangan.'' (Al-Furqan: 23).
Abu Hurairah RA juga pernah mendengar
Rasulullah bersabda, ''Banyak orang yang berpuasa, namun tidak memperoleh
sesuatu dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga, dan banyak pula orang yang
melakukan shalat malam yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali tidak tidur
semalaman.'' Begitu dahsyatnya penyakit riya ini, hingga ada seseorang yang
bertanya kepada Rasulullah, ''Apakah keselamatan itu?'' Jawab Rasulullah,
''Apabila kamu tidak menipu Allah.'' Orang tersebut bertanya lagi, ''Bagaimana
menipu Allah itu?
'' Rasulullah menjawab, ''Apabila kamu
melakukan suatu amal yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya
kepadamu, maka kamu menghendaki amal itu untuk selain Allah.'' Meskipun riya
sangat berbahaya, tidak sedikit di antara kita yang teperdaya oleh penyakit
hati ini. Kini tidak mudah untuk menemukan orang yang benar-benar ikhlas
beribadah kepada Allah tanpa adanya pamrih dari manusia atau tujuan lainnya,
baik dalam masalah ibadah, muamalah, ataupun perjuangan. Meskipun kadarnya berbeda-beda
antara satu dan lainnya, tujuannya tetap sama: ingin menunjukkan amaliyahnya,
ibadah, dan segala aktivitasnya di hadapan manusia.
Tanda-tanda penyakit hati ini pernah
dinyatakan oleh Ali bin Abi Thalib. Kata beliau, ''Orang yang riya itu memiliki
tiga ciri, yaitu malas beramal ketika sendirian dan giat beramal ketika berada
di tengah-tengah orang ramai, menambah amaliyahnya ketika dirinya dipuji, dan
mengurangi amaliyahnya ketika dirinya dicela.'' Secara tegas Rasulullah pernah
bersabda, ''Takutlah kamu kepada syirik kecil.'' Para
shahabat bertanya, ''Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan syirik kecil?''
Rasulullah berkata, ''Yaitu sifat riya. Kelak di hari pembalasan, Allah
mengatakan kepada mereka yang memiliki sifat riya, 'pergilah kalian kepada
mereka, di mana kalian pernah memperlihatkan amal kalian kepada mereka semasa
di dunia. Lihatlah apakah kalian memperoleh imbalan pahala dari mereka'?'' Wallahu
a'lam.
Belajar Menerima Kekurangan
Setiap manusia pasti berbeda, baik bentuk fisik, sifat maupun
nasibnya, sekalipun yang disebut ‘orang kembar’. Memang, ada yang pintar dan
ada yang bodoh, ada yang miskin dan ada yang kaya serta masih banyak lagi.
Begitu juga ketika jalan di tempat umum, kita sering menemukan orang yang
memiliki paras cantik maupun ganteng, walaupun bentuk wajah cantik dan ganteng
itu banyak orang menyebutnya sangat relatif. Selain itu, kita mungkin merasa
iri jika melihat orang lain bisa meraih dan memiliki prestasi yang patut
dibanggakan pada bidang tertentu, tetapi kita tidak bisa. Apa sebenarnya yang
harus kita lakukan dengan semua itu ?
Pada dasarnya, Allah SWT, Sang Pencipta Makhluk, sungguh maha adil.
Dia maha mengetahui makna dibalik penciptaan-Nya. Betapa tidak, setiap makhluk
yang diciptakannya mempunyai kelebihan dan keistimewaan tersendiri. Namun,
mereka jelas menyimpan kekurangan dan kelemahan. Artinya, setiap makhluk tidak
ada yang sempurna. Semuanya mengandung sisi posotif dan negatif. Berangkat dari
sini, kita sebagai hamba Allah harus selalu bersyukur untuk menerima apa
adanya, sesuai yang telah ditentukan oleh Allah SWT.
Belajar menerima kekurangan, baik yang terdapat pada diri
sendiri, orang lain ataupun orang yang ada di sekeliling kita, sangatlah tidak
mudah. Selama ini, barangkali kita hanya menikmati kelebihan-kelebihan,
sementara hati kita tidak pernah bersyukur akan kekurangan yang banyak
menyimpan maksud tertentu. Saling mengisi sebagai salah satu fungsi dari
ukhuwah (persaudaraan), merupakan faedah dari menerima kekurangan. Artinya,
kelebihan yang kita miliki bisa memberikan nilai tambah untuk mengisi
kekurangan orang lain dan kekurangan kita bisa diisi dengan kelebihan orang lain.
Hal ini menunjukkan, semua manusia sangat membutuhkan oragn lain atau tidak ada
menusia yang mampu hidup sendiri, karena hidup ini adalah untuk saling mengisi.
Di samping itu, menghargai orang lain merupakan sebuah
pengakuan, bahwa masih banyak orang-orang yang melebihi kita dalam segala hal.
Kita bukan manusia yang serba ‘super’. Di atas langit, masih ada langit.
Begitulah pepatah mengatakan. Agama mengajarkan, dalam kaitannya dengan harta
(kekayaan), lebih utama jika kita melihat orang yang ada di ‘bawah’ kita,
daripada mengikuti hawa nafsu untuk mengungguli orang yang lebih.
Minggu, 05 Mei 2013
Rindu Rasul
Suatu saat, ada orang yang ingin sekali bertemu dengan Nabi saw di
mimpinya, tetapi keinginannya itu tak pernah terkabul; meskipun ia telah
berusaha amat kuat dan keras. Ia meminta nasihat kepada seorang sufi. Sufi itu
menjawab, ?Anakku, pada Jumat malam nanti, banyak-banyaklah kau makan ikan
asin, tunaikan salatmu, dan langsunglah engkau pergi tidur tanpa minum air
setetes pun. Keinginanmu akan terpenuhi.
Orang itu pun melaksanakan anjuran sang sufi. Setelah itu, ia
langsung tidur. Sepanjang malam ia bermimpi terus menerus minum air dari
puluhan mata air. Ketika pagi menjelang, ia bergegas menemui sufi itu, ?Wahai
Maulana, aku tak melihat Nabi dalam mimpiku. Aku begitu kehausan sehingga yang
aku impikan hanyalah minum air dari puluhan mata air. Sekarang pun aku masih
tersiksa dengan rasa dahaga.
Sang sufi berkata padanya, ?Makan ikan asin telah memberimu dahaga
yang begitu menyiksa sehingga sepanjang malam engkau hanya bermimpi tentang air
minum. Sekarang kau harus merasakan dahaga yang sama akan Rasul-Nya, barulah
engkau boleh memeluk anugerah terindahnya!
Rabu, 01 Mei 2013
Mengikuti Hawa nafsu menuju Setan..!!
Alkisah, hiduplah seorang alim yang sangat tekun beribadah sepanjang
waktu. Ia tinggal di pondoknya yang terpencil di tengah hutan. Kerjanya hanya
mengabdi kepada Tuhan. Namanya Barshisa. Di zaman itu, negerinya diperintah
oleh seorang Raja. Pada suatu hari, permaisuri Raja itu melahirkan seorang bayi
perempuan yang amat cantik. Karena khawatir anak perempuannya tersentuh tangan
laki-laki, Raja mengirimkan anaknya ke pondok Barshisa.
Barshisa pun memelihara anak itu. Ketika anak itu sampai di masa remaja,
kecantikannya tiba pada puncaknya. Iblis datang menggoda sang alim itu.
Akhirnya, terjadilah apa yang diharapkan Iblis, putri cantik itu hamil.
Ketika hamilnya mulai tampak, Iblis datang lagi dan berkata kepada orang alim
itu, Hai Barshisa, kau adalah seorang zahid. Jika wanita yang kau hamili ini
melahirkan, sudah pasti perbuatan hinamu ini akan tersebar di kalangan
masyarakat. Oleh karena itu, bunuhlah wanita ini sebelum melahirkan. Lalu
katakan kepada Raja bahwa putrinya meninggal karena suatu penyakit. Niscaya
semua orang akan mempercayaimu dan sama-sama membenarkanmu. Kemudian kamu dapat
menguburkan mayatnya tanpa sepengetahuan orang.
Terpengaruh oleh godaan Iblis dan takut bila aibnya diketahui orang, si alim
pun membunuh putri Raja. Ia lalu pergi ke hadapan Raja dan melaporkan kematian
putrinya. Raja pun percaya dan memberi izin untuk menguburkannya. Mendapat izin
Raja, Barshisa menjadi lega dan ia segera menguburkan mayat putri itu dengan
senang hati.
Sebentar kemudian, Iblis datang lagi ke hadapan Raja. Ia memberitahukan segala
perbuatan Barshisa kepadanya. Ia berkata, Bongkarlah kuburan putrimu itu, lalu
bedah perutnya. Jika di dalamnya kau temukan seorang bayi, maka kata-kataku ini
benar. Jika tidak, kau boleh membunuhku.
Raja sangat heran mendengar omongan Iblis itu. Ia lalu menggali kubur dan
membedah perut anaknya. Alangkah terkejutnya ia ketika mendapati seorang bayi
di perut putrinya.
Mengetahui perbuatan sang alim yang amat keji, Raja amat marah. Ia membawa
Barshisa ke istana untuk dihukum salib.
Di saat Barshisa terlentang di tiang salib menanti saat-saat kematiannya, Iblis
kembali datang ke hadapannya dan berkata, Hai Barshisa, aku dapat menolongmu
dan melepaskanmu dari tiang salib ini, asalkan kau bersedia bersujud kepadaku.
Karena kau berada di tiang salib, kau cukup tundukkan kepalamu ke arahku.
Demi terbebas dari kematian, sang alim itu pun menurut. Ia menundukkan
kepalanya sebagai tanda sujud kepada Iblis.
Setelah itu, Iblis berkata, Aku tak boleh menolongmu. Aku takut kepada Allah
seru sekalian alam. Iblis meninggalkannya dalam tiang salib. Matilah orang yang
semula alim taat beribadah itu dalam keadaan kafir, menyembah Iblis.
Sabtu, 27 April 2013
Puput Pujiwati
Dimana ditanggal 25 April 2013 tepat pukul 20.00 WITA kita telah jadian sebagai pacar. memang mungkin saat ini kita menjalani sebagai pacar, tapi tunggulah jika saatnya tiba kita akan dipersatukanNya di sebuah pelaminan yang mana dirimu dan diriku telah menjadi pasangan suami istri kelak. mungkin saat ini saya hanya bisa berjanji, mungkin saat ini saya hanya bisa berkata, tapi nanti suatu saat saya bisa buktikan bahwa saya benar benar cinta sama kamu. entah itu kapan terjadi, tapi tunggulah.. tunggu dimana dirimu udah resmi menjadi ISTRI ku dan dimana nanti kita akan menjalani hidup bahagia untuk sisa umur kita, dan melahirkan seorang anak yang kita didik bersama.. sungguh indah dirimu., bidadaripun akan irih melihat kecantikan yang kau miliki..
LOVE YOU. PUPUT PUJIWATI
LOVE YOU. PUPUT PUJIWATI
Kamis, 25 April 2013
Profil Fatin Shidqia Lubis
Lirik Lagu Bruno Mars. GRANADE
Easy come, easy go
That's just how you live, oh
Take, take, take it all
But you never give
Should've known you was trouble
From the first kiss
Had your eyes wide open
Why were they open?
[Bridge]
Gave you all I had
And you tossed it in the trash
You tossed it in the trash, you did
To give me all your love
Is all I ever asked
Cause what you don't understand
Is
[Chorus]
I'd catch a grenade for ya (yeah, yeah, yeah)
Throw my hand on the blade for ya (yeah, yeah, yeah)
I'd jump in front of a train for ya (yeah, yeah, yeah)
You know I'd do anything for ya (yeah, yeah, yeah)
Oh ho,
I would go through all this pain
Take a bullet straight through my brain
Yes, I would die for you, baby
But you won't do the same
No, no, no, no
Black, black, black and blue
Beat me 'til I'm numb
Tell the devil I said "Hey" when you get back to where you're from
Bad woman, bad woman
That's just what you are
Yeah, you smile in my face then rip the brakes out my car
[Bridge]
Gave you all I had
And you tossed it in the trash
You tossed it in the trash, yes you did
To give me all your love
Is all I ever asked
Cause what you don't understand
Is
[Chorus]
I'd catch a grenade for ya (yeah, yeah, yeah)
Throw my hand on the blade for ya (yeah, yeah, yeah)
I'd jump in front of a train for ya (yeah, yeah, yeah)
You know I'd do anything for ya (yeah, yeah, yeah)
Oh ho,
I would go through all this pain
Take a bullet straight through my brain
Yes, I would die for you, baby
But you won't do the same
If my body was on fire
You'd watch me burn down in flames
You said you loved me, you're a liar
Cause you never ever ever did, baby
But darling, I'd still catch a grenade for ya
Throw my hand on the blade for ya
I'd jump in front of a train for ya
You know I'd do anything for ya
I would go through all this pain
Take a bullet straight through my brain
Yes I would die for ya baby
But you won't do the same
No, you won't do the same
Oh, you never do the same
No, you won't do the same
You wouldn't do the same
Ooh, you'd never do the same
Ohh, no no no
That's just how you live, oh
Take, take, take it all
But you never give
Should've known you was trouble
From the first kiss
Had your eyes wide open
Why were they open?
[Bridge]
Gave you all I had
And you tossed it in the trash
You tossed it in the trash, you did
To give me all your love
Is all I ever asked
Cause what you don't understand
Is
[Chorus]
I'd catch a grenade for ya (yeah, yeah, yeah)
Throw my hand on the blade for ya (yeah, yeah, yeah)
I'd jump in front of a train for ya (yeah, yeah, yeah)
You know I'd do anything for ya (yeah, yeah, yeah)
Oh ho,
I would go through all this pain
Take a bullet straight through my brain
Yes, I would die for you, baby
But you won't do the same
No, no, no, no
Black, black, black and blue
Beat me 'til I'm numb
Tell the devil I said "Hey" when you get back to where you're from
Bad woman, bad woman
That's just what you are
Yeah, you smile in my face then rip the brakes out my car
[Bridge]
Gave you all I had
And you tossed it in the trash
You tossed it in the trash, yes you did
To give me all your love
Is all I ever asked
Cause what you don't understand
Is
[Chorus]
I'd catch a grenade for ya (yeah, yeah, yeah)
Throw my hand on the blade for ya (yeah, yeah, yeah)
I'd jump in front of a train for ya (yeah, yeah, yeah)
You know I'd do anything for ya (yeah, yeah, yeah)
Oh ho,
I would go through all this pain
Take a bullet straight through my brain
Yes, I would die for you, baby
But you won't do the same
If my body was on fire
You'd watch me burn down in flames
You said you loved me, you're a liar
Cause you never ever ever did, baby
But darling, I'd still catch a grenade for ya
Throw my hand on the blade for ya
I'd jump in front of a train for ya
You know I'd do anything for ya
I would go through all this pain
Take a bullet straight through my brain
Yes I would die for ya baby
But you won't do the same
No, you won't do the same
Oh, you never do the same
No, you won't do the same
You wouldn't do the same
Ooh, you'd never do the same
Ohh, no no no
Rabu, 24 April 2013
Keikhlasan Cintaku
Demi cinta, kupergi tinggalkanmu relakanmu,,
untuk cinta, tak pernah kusesali segalanya saat ini,,
ku alami,,
ku lewati,,
saat kukan kembali,
sungguh sebelum aku mati,
dalam migrab cinta ku berdo'a pada-Nya.
Karena cinta ku ikhlaskan segalanya kepadaNya..,
untuk cinta takpernah kusesali selama ini,
untuk cinta, tak pernah kusesali segalanya saat ini,,
ku alami,,
ku lewati,,
saat kukan kembali,
sungguh sebelum aku mati,
dalam migrab cinta ku berdo'a pada-Nya.
Karena cinta ku ikhlaskan segalanya kepadaNya..,
untuk cinta takpernah kusesali selama ini,
Kamis, 28 Februari 2013
Hadiah Sholat malam
Seorang
pencuri masuk ke rumah Ahmad bin Khazruya, seorang sufi besar. Ia sibuk mencari
barang berharga untuk dicuri, tetapi ia tak menemukan apa-apa. Ketika pencuri
itu hendak pergi dengan kecewa, Ahmad, sang sufi, memanggilnya.
"Anak muda, ambillah ember ini dan timba air dari sumur. Berwudhulah kau
dengan air itu dan dirikanlah salat. Kalau ada sesuatu, nanti aku berikan
padamu, supaya kau tak pulang dengan tangan hampa," ujar Ahmad.
Orang itu mengikuti perintah Ahmad. Ketika pagi tiba, seorang pria dari kota
datang membawa kantong berisi seratus dinar dan memberikannya pada Ahmad. Ahmad
lalu memberikannya pada si pencuri.
"Bawalah ini sebagai hadiah untuk salat malammu," ia berkata.
Tubuh pencuri itu bergetar. Ia langsung menangis terisak-isak.
"Aku telah salah mengambil jalan," ucapnya di sela tangisan,
"tapi semalam saja aku bekerja untuk Tuhan, Dia telah memberiku ganjaran
seperti ini...."
Pencuri itu bertaubat, kembali kepada Tuhan. Ia menolak mengambil wang emas
itu, dan menjadi salah seorang murid setia Ahmad bin Khazruya.
membakar diri demi dia
salah satu
tokoh sufi terbesar, Fariduddin Attar, bercerita; Pada suatu malam, sekelompok
laron berkumpul bersama. Mereka bercerita tentang kerinduan yang menyiksa;
keinginan untuk bergabung dengan cahaya sebuah lilin. Semua berkata, “Kita
harus temukan seekor laron yang dapat menceritakan lilin yang amat kita
dambakan itu.”
Salah seekor laron lalu pergi ke sebuah puri dan melihat seberkas cahaya lilin
di dalamnya. Ia kembali dan bercerita tentang apa yang ia telah lihat. Tapi
seekor laron yang bijak, pemimpin kelompok itu, hanya berkata, “Ia tak punya
berita yang sesungguhnya tentang lilin itu.” Seekor laron yang lain pergi
menuju puri itu dan terbang mendekati cahaya lilin, bergerak ke arahnya, dan
menyentuh sedikit nyala api dengan sayapnya. Setelah itu, ia kembali ke
kelompoknya dan menjelaskan tentang penyatuan dirinya dengan lilin itu. Tapi si
laron bijak lalu berkata lagi, “Penjelasanmu tak lebih berarti dari penjelasan
laron sebelum kamu.”
Laron ketiga bangkit, dan melemparkan dirinya ke arah nyala lilin. Ia mendorong
dirinya ke depan lilin dan mengarahkan sungutnya kepada api. Begitu seluruh
tubuhnya dilalap api, tubuhnya menjadi merah menyala seperti api itu sendiri.
Si laron bijak memandang dari kejauhan dan melihat bahwa lilin itu telah
menerima seekor laron tadi sebagai bagian dari dirinya dan memberikan kepada
laron itu cahayanya. Si laron bijak berkata, “Seekor laron itu telah mengetahui
apa yang ia capai. Sesuatu yang takkan diketahui laron-laron lainnya.”
Attar menutup kisah ini dengan berkata: Sebenarnya, hanya orang yang telah
meninggalkan pengetahuan akan keberadaan dirinya, yang dapat memiliki
pengetahuan akan eksistensi Sang Tercinta. Selama kau masih memperdulikan jiwa
dan ragamu, bagaimana kau mampu mengenal Dia yang kau cinta?
Kucing dan daging kambing
;
Alkisah, hiduplah seorang istri yang amat licik. Ia selalu menghabiskan setiap
makanan yang dibawa oleh suaminya pulang, dan berbohong tentang hal itu.
Suatu saat, suaminya pulang dengan membawa daging kambing untuk dihidangkan
kepada tamunya yang akan tiba. Suami itu telah bekerja selama dua ratus hari
untuk boleh membeli daging mahal tersebut.
Ketika suaminya tidak di tempat, istri yang rakus itu segera memotong daging
dan memasaknya menjadi kebab (sebuah hidangan khas Timur Tengah, -red.) Dan ia
makan semua masakan itu, diselingi dengan minum anggur.
Suaminya datang ke rumah bersama tamu yang dijemputnya. “Daging itu dimakan
kucing,” istrinya berbohong, “kalau kau masih punya wang, belilah lagi.”
Sang suami lalu meminta pelayan untuk membawakan timbangan dan kucing yang
dituduh itu. Berat kucing itu adalah tiga kilogram. “Daging kambing itu
beratnya tiga kilogram dan satu ons,” ujar suami itu sambil menggendong kucing,
“kalau benda ini adalah kucing, lalu di mana daging kambingnya? Kalau benda ini
adalah daging kambing, lalu di mana kucingnya? Carilah mana kucing itu, atau
mana daging kambing itu!”
Rumi menutup cerita itu dengan menulis: Jika kau memiliki raga, lalu di mana
ruhnya? Jka kau memiliki ruh, lalu di mana raganya?
Senin, 11 Februari 2013
Mencintai Diri Sendiri
Menjadi
baik dalam segalanya adalah dambaan tiap orang. Menjadi cantik, lembut, ramah,
baik hati, bijaksana, lapang dada, dermawan, menyenangkan, sabar, tegar,
cerdas, pintar, menarik hati, enak dipandang, enak dijadikan teman curhat dan
semua kebaikan lainnya
Berbahagialah
mereka yang mewarisi gen-gen kebaikan dari orang tuanya. Berbahagialah mereka
yang dibesarkan dalam lingkungan yang baik. Berbahagialah mereka yang
mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tua dan sekolahnya. Hingga ia
tumbuh dewasa dalam kebaikan, tanpa pergolakan jiwa yang berarti, tak perlu
lagi menghadapi dilema dan menyesali perjalanan hidupnya sendiri.
Namun
bagaimana dengan mereka yang menjalani proses hidup sebaliknya? Rasanya begitu
berat. Begitu pedih. Begitu nyeri. Begitu menyesakkan. Saat kebencian itu
hadir. Saat ketidak sukaan melingkupi. Saat ketidak mengertian memenuhi. Saat
ketidak berdayaan menghantui. Terhadap diri sendiri. Mengapa aku buruk rupa?
Mengapa keluargaku berantakan? Mengapa aku tidak cerdas? Mengapa aku selalu
gagal? Mengapa aku tidak disukai teman-temanku? Mengapa perjalanan hidupku
seperti ini? Mengapa aku selalu naif? Mengapa aku selalu salah? Mengapa? Dan
banyak mengapa lainnya...
Ketika
semua perasaan itu hadir dan melibas diri, hidup menjadi sangat sulit. Dunia
menjadi teramat gelap. Hingga segala tentang diri kita pun terasa bernuansa
pekat. Kita buruk dan hanya orang lain yang baik. Dan kita pun ingin terbang,
pergi dan menjadi orang lain atau malah terpuruk saja di dalam bumi.
Pernahkah
kemudian kita terpikir: Betapa kasihan 'makhluk kecil' di dalam sana. Sesosok
'diri' yang disadari atau tidak, dibenci oleh dirinya sendiri. Mungkin jasad
sang diri memang tidak cakep. Mungkin pribadi sang diri memang tidaklah
menyenangkan. Mungkin perjalanan hidup sang diri cukup menyebalkan. Namun sang
diri tetap butuh cinta. Agar dengannya dia tumbuh dan berkembang ke arah
kebaikan. Berapa banyak cerita tentang seseorang yang berubah menjadi lebih
baik karena merasa dicintai? Berapa banyak orang yang termotivasi karena
dicintai? Betapa banyak orang yang ingin diterima apa adanya? Dicintai
setulusnya? Dan cinta itu, at very first, hanya pemilik 'diri' lah yang
harus memberikannya. Jika bukan kau, siapa lagi? Engkau yang paling mengerti
dirimu sendiri. Maka engkau lah yang paling layak, paling berhak dan paling
berwenang mencintai dirimu sendiri.
Cintailah
dirimu sendiri. Beri penghargaan. Beri pujian untuk keistimewaan-keistimewaan
dalam dirimu sendiri Terimalah ia apa adanya. Pahami kelemahan-kelemahannya.
Lihat kembali perjalanan hidupmu ke belakang. Mungkin kau akan melihat banyak
kesalahan. Mungkin kau akan menemukan banyak kenaifan. Mungkin kau akan
menjumpai banyak hal memalukan. Mungkin kau akan menemukan banyak kegetiran.
Ketidaksukaan. Seperti halanya kau ingin orang lain menerima dirimu apa adanya,
maka kau harus memulainya dari dirimu sendiri. Terimalah dirimu apa adanya.
Cintai ia. Sungguh cinta itu akan menjadi kekuatan besar untuk membangun diri.
Cinta
itu, akan mengarahkan jiwamu terus menerus bergejolak. Cinta itu akan mewadahi
hatimu terus menerus bergolak. Cinta itu akan mendamaikan perasaanmu yang tak
pernah berhenti dan mati. Cinta itu akan membuatmu terus berusaha memperbaiki
diri. Cinta itu akan membuatmu bangga dengan perjuangan yang telah kau lakukan.
Cinta itu akan menjagamu dari membandingkan diri dengan orang lain serta lebih
memilih membandingkan diri sendiri yang sekarang dengan beberapa waktu
serbelumnya.
Maka
kemudian dirimu akan sanggup berkata, "Mungkin aku yang sekarang masih
belum sebaik orang pada umumnya. Mungkin aku yang sekarang belum sebaik manusia
muslim yang sesungguhnya. Tapi akau tahu aku yang sekarang adalah aku yang
lebih baik dari aku sebelumnya. Dan aku bangga karena untuk menjadi aku yang
sekarang kulewati dengan penuh air mata. Aku bangga dengan diriku yang sekarang
karena akau telah menempuh prosesnya."
Jika tak ada yang
mencintaimu kini, bisa jadi itu karena engkau bahkan tak mencintai dirimu
sendiri. Karena itu, cintailah dirimu sendiri. Karena dari sana kau akan bisa
mencintai dan dicintai orang lain
Minggu, 10 Februari 2013
Biar Cinta Bermuara Dengan Sendirinya
Kenapa
tak pernah kau tambatkan.
perahumu di satu dermaga?Padahal kulihat, bukan hanya satu.pelabuhan tenang yang mau menerima.kehadiran kapalmu!Kalau
dulu memang pernah ada.satu pelabuhan kecil, yang kemudian.harus kau lupakan,mengapa tak kau cari pelabuhan lain,yang akan memberikan rasa damai yang lebih?Seandainya
kau mau,buka tirai di sanubarimu, dan kau akan tahu,pelabuhan mana yang ingin kau singgahi untuk selamanya,hingga pelabuhan itu jadi rumahmu,rumah dan pelabuhan hatimu.( Judul Puisi " Pelabuhan " karya
Tyas Tatanka, kumpulan puisi 7 penyair serang)eramulsim - Matanya berkaca-kaca ketika
perempuan itu selesai membaca dan merenungi isi puisi itu. Dulu sekali
perempuan itu telah pernah berharap pada seorang laki-laki yang dia yakin baik
dan hanif, ada kilasan - kilasan di hatinya yang mengatakan bahwa mungkin
dialah sosok yang selama ini dicari.. dialah sosok yang tepat untuk mengisi
hari harinya kelak dalam bingkai pernikahan.
Berawal dari sebuah pertemanan. Berdiskusi
tentang segala hal, terutama masalah agama. Perempuan itu sedang berproses
untuk mendalami agama Islam dengan lebih intens. Dan laki-laki itu, dia paham
agama, aktif diorganisasi keislaman, dan masih banyak lagi hal - hal positif
yang ada dalam diri lelaki itu. Sehingga kedekatan itu membawa semangat
perempuan itu untuk terus menggali ilmu agama.dan mempraktekkannya dalam
kesehariannya. Kedekatan itu berlanjut menjadi kedekatan yang intens, berbagi
cerita , curahan hati, saling meminta saran, saling bertelepon dan bersms, yang
akhirnya segala kehadirannya menjadikan suatu kebutuhan. Kesemuanya itu awalnya
mengatasnamakan persahabatan.
Suatu hari salah seorang sahabatnya
bertanya " Adakah persahabatan yang murni antara laki-laki dan perempuan
dewasa tanpa melibatkan hati dan perasaan terlebih bila sudah muncul rasa
simpati, kagum dan kebutuhan untuk sering berinteraksi?" Perempuan itu
tertegun dan hanya bisa menjawab " entahlah.."Sampai suatu hari, laki-laki itu pergi dan
menghilang... Awalnya masih memberi kabar. Selebihnya hilang begitu saja. Dan
perempuan itu masih berharap dan menunggu untuk suatu yang tak pasti. Karena
memang tidak pernah ada komitmen yang lebih jauh diantara mereka berdua. Setiap
dia mengenal sosok lelaki lainnya... Selalu dibandingkan dengan sosok laki-laki
sahabatnya itu dan tentulah sosok laki - laki sahabatnya itu yang selalu lebih
unggul dibanding yang lain. Dan perempuan itu tidak pernah lagi membuka hatinya
untuk yang lain. Sampai suatu hari,..
Perempuan itu menyadari kesia-siaan yang
dibuatnya. Ia berharap ke sesuatu yang tak pasti hanyalah akan membawa luka
dihati... Bukankah banyak hal yang bermanfaat yang bisa dia lakukan untuk
mengisi hidupnya kini.... Air mata nya jatuh perlahan dalam sujud panjangnya
dikegelapan malam... Dia berjanji untuk tidak mengisi hari - harinya dengan
kesia-siaan."Lalu bagaimana dengan sosok laki -
laki itu ?? "Perlahan saya bertanya padanya."Saya tidak akan menyalahkan
siapa-siapa, yang salah hanyalah persepsi dan harapan yang terlalu berlebihan
dari kedekatan itu, dan proses interaksi yang terlalu dekat sehingga timbul
gejolak dihati.... Biarlah hal itu menjadi proses pembelajaran dan pendewasaan
bagi saya untuk lebih hati - hati dalam menata hati dan melabuhkan hati,"
ujarnya dengan diplomatis. Hingga saya menemukan perempuan itu kini benar -
benar menepati janjinya.Dunia perempuan itu kini adalah dunia penuh
cinta dengan warna-warna jingga, tawa-tawa pelangi , pijar bintang dimata anak
anak jalanan yang menjadi anak didiknya.... Cinta yang dialiri ketulusan tanpa
pamrih dari sahabat-sahabat di komunitasnya yang menjadikan perempuan itu
produktif dan bisa menghasilkan karya...cinta yang tidak pernah kenal surut
dari kedua orang tua dan keluarganya... Dan yang paling hakiki adalah cinta nya
pada Illahi yang selalu mengisi relung-relung hati..tempatnya bermunajat disaat
suka dan duka... Indahnya hidup dikelilingi dengan cinta yang pasti.Adakalanya kita begitu yakin bahwa
kehadiran seseorang akan memberi sejuta makna bagi isi jiwa. Sehingga.... saat
seseorang itu pun hilang begitu saja... Masih ada setangkup harapan agar dia
kembali....Walaupun ada kata-katanya yang menyakitkan hati.... akan selalu ada
beribu kata maaf untuknya.... Masih ada beribu penantian walau tak pasti...
Masih ada segumpal keyakinan bahwa dialah jodoh yang dicari sehingga menutup
pintu hati dan sanubari untuk yang lain. Sementara dia yang jauh disana mungkin
sama sekali tak pernah memikirkannya. Haruskah mengorbankan diri demi hal yang
sia-sia??Masih ada sejuta asa.... Masih ada sejuta
makna.....Masih ada pijar bintang dan mentari yang akan selalu bercahaya
dilubuk jiwa dengan menjadi bermakna dan bermanfaat bagi sesama...."Lalu... bagaimana dengan cinta yang
dulu pernah ada?? '' tanya saya suatu hari.Perempuan itu berujar, " Biarkan cinta
itu bermuara dengan sendirinya... disaat yang tepat... dengan seseorang yang
tepat.... dan pilihan yang tepat......hanya dari Allah Swt. disaat
dihalalkannya dua manusia untuk bersatu dalam ikatatan pernikahan yang
barokah.."Semoga saja akan demikian adanya...Untuk seorang sahabat.yang tengah meniti
masa transisi
Sabtu, 26 Januari 2013
Lihat IP Perdana
Curhatan Sedikit..
melihat IP perdanaku sangat memalukan, mana ditambah lagi saya sebagai ketua kelas di kelas saya seharusnya saya bisa kasih contah ke teman teman. tapi apa daya..
ya kesibukan buat ngurus teman teman jauh lebih penting daripada nilaiku,.
moga saja semester depan bisa sukses..
dan kalau bisa meraih IPK yang Sempurna
melihat IP perdanaku sangat memalukan, mana ditambah lagi saya sebagai ketua kelas di kelas saya seharusnya saya bisa kasih contah ke teman teman. tapi apa daya..
ya kesibukan buat ngurus teman teman jauh lebih penting daripada nilaiku,.
moga saja semester depan bisa sukses..
dan kalau bisa meraih IPK yang Sempurna
Sabtu, 05 Januari 2013
Inilah Jihat Kami
Hari-hari
Ramadhan terus berlalu. Ada
harapan besar untuk dapat melewatinya dengan tenang dan konsentrasi penuh
meraih segala keberkahannya. Jiwa-jiwa yang bergembira menyambut hadirnya
tersebar di mana-mana. Mereka yang berharap mendapat keberkahan ampunan serta
ganjaran yang berlipat banyaknya. Mereka yang saling berlomba menjadikan momen
langka ini sebagai waktu-waktu terbaik yang akan mereka lewati. Mereka yang
mengharapkan sedikitnya pencerahan dan perbaikan kehidupan, sebab saat Ramadhan
tiba, setiap orang tak mau melewatinya sia-sia.
Ramadhan
memang selalu dinanti. Kekuatan magnetnya mendorong setiap jiwa untuk melacak
ke setiap sudut dan celah perhatian-Nya. Menarik-narik setiap raga untuk
bersimpuh dan meluruhkan hati demi ampunan dan taubat kepada-Nya. Setiap
Ramadhan, mesti jadi ajang perlombaan tiap diri untuk menjadi hamba-Nya
terkasih.
Ramadhan
kali ini, tetap saja hangat. Walau kian banyak darah kaum muslimin tertumpah di
luar sana. Walau bau mesiu, amis darah, dan bangkai manusia, kian semerbak
menambah wewangian jiwa-jiwa yang melayang menuju-Nya dengan kesyahidan.
Bukankah tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati? Dan kematian yang
disambut sebab memperjuangkan keimanan, pula pada Ramadhan, adalah momen
terbaik. Ramadhan, semakin hangat.
Tahun
ini, Ramadhan saya lewati dengan tetap beraktivitas seperti biasa. Tak ada
libur awal puasa, seperti kegembiraan anak-anak sekolah yang menyambut libur
awal Ramadhan. Tak ada keringanan waktu, seperti para pelajar yang bubar
sekolah lebih cepat supaya segera sampai di rumah. Berbuka bersama keluarga,
sholat maghrib berjamaah, pergi ke masjid, tarawih, dan melewati malam panjang
sampai sahur dengan ber-munajat sepuas hati. Tidak ada.
Bagaimanapun,
masih ada mereka yang melewati Ramadhan dengan cobaan-cobaan yang lebih berat
dari yang saya rasakan. Tetap beraktivitas? Tentu. Bahkan kian sibuk sampai
lembur dan baru bisa pulang ke rumah setelah isya' bahkan menjelang pukul
sepuluh malam baru sampai di rumah. Pagi, siang, dan sore hari di kantor tak
lepas dari rapat, diskusi, pekerjaan rutin, bahkan sejumlah urusan tender tetap
lancar menghiasi jam kantor tanpa kompromi. Letih. Penat. Cemburu.
Cemburu
kepada mereka yang tetap dapat melewati Ramadhan dengan malam-malam panjang
berkhalwat dengan-Nya, tanpa tertidur kelelahan. Cemburu kepada mereka yang
sebelum fajar tiba sudah bersimpuh dengan khusyu berdoa sampai waktu menahan
segala dimulai, tanpa terlambat pergi ke masjid untuk berjamaah sholat subuh.
Cemburu. Sebab ternyata waktu yang tersisa dari seluruh rutinitas keseharian,
hanya sedikit sekali dibandingkan sekian detik berharga yang seringkali
terlewati tanpa disadari.
"Inilah
jihad kami !" Begitu kata mereka.
Ya.
Jihad. Inilah dia ujian dari-Nya yang kembali menimpa orang-orang yang
senantiasa berikhtiar untuk meraih kebahagiaannya di dunia dan untuk akhirat
nanti. Inilah dia ujian dari-Nya, bagi kita semua, supaya lebih cermat menjaga
kelancaran aktivitas tanpa lengah menguatkan ibadah. Inilah dia jihad, dan
Ramadhan tak akan pernah menunggu. Maka, bersemangatlah!
Bukankah
Rasulullah dan para sahabat pun melewatkan Ramadhan dengan berperang? Bukankah
kemenangan adanya bagi mereka yang berteguh dalam keimanan serta memantapkan
diri ketika ujian-ujian itu datang? Bukankah ganjaran nantinya tak lagi sanggup
kita bayangkan pula kita hitung, sebab begitu besar kenikmatan bagi mereka yang
menegakkan keikhlasan dalam berjuang?
Maka,
berjuanglah dalam Ramadhanmu. Walau tak berhadapan dengan musuh, peluru, atau
mesiu. Walau tak berada di jalan, memanggul senjata, dan berperang. Walau
kewajiban dalam mencari nafkah memaksamu untuk duduk dan bekerja sepanjang hari
dan tak terluang waktu untuk menikmati sepenuhnya bersama orang-orang terkasih.
Walau letih dan lelah merayapimu hingga keesokan hari.
Sebab,
inilah jihadmu.
Jumat, 04 Januari 2013
Kamis, 03 Januari 2013
Bukan Aku tidak Mencintaimu
Maafkan,
ini yang terakhir semoga semua akan lebih baik suatu saat nanti," Kututup
telepon dengan perasaan bersalah yang dalam. Karena pada hari ini aku telah
membuat suatu dosa dengan menutup jalur komunikasi dengan seorang sahabat.
Bukan karena aku tidak menyayanginya tapi karena menjalani kehidupan sesuai
dengan jalan yang dipilih masing-masing adalah yang terbaik.
Dia
sahabatku, sampai kapanpun aku tidak lupa akan itu, seorang sahabat yang
mengingatkanku akan harta paling berharga yang kubawa yaitu Islamku. Seorang
sahabat yang kerap menamparku dengan kata-kata sinis bahkan pedas ketika aku
melakukan kesalahan. Teman yang mengatakan "Munafik!" saat aku tidak
konsisten terhadap kata-kataku bahkan "materialistis!" pun pernah
terlontar dari dirinya.
Diskusi
yang keras sering kali terjadi, tapi pada akhirnya akan berakhir dengan sebuah
kata-kata bahwa sahabat adalah orang yang menampar kita ketika kita bersalah
bukan karena benci tapi karena rasa saling menyayangi sebagai saudara.
Dalam
perjalanan persahabatan sebuah kesadaran akan identitas diri akan menyeruak,
bertarung dengan ego, dan identitas diri. Dan sebuah kegagalan telah tercatat,
hamba yang lemah ini tidak sanggup menjaga niat. Persahabatan itu berubah dan
perubahan itu tidak sanggup untuk dimaklumi. Proses yang berlangsung sebagai
sarana belajar telah menjadi sebuah kekaguman yang menyebabkan diri memaksa
menjadi serupa dengan orang yang dikagumi. Keyakinan akan diri sendiri goyah
karena perasaan manusiawi. Dan sebuah perjalanan sampai pada keputusan, pergi
atau menyesali diri.
Kesadaran
bahwa dalam sebuah proses pencarian jati diri seharusnya dilakukan karena Allah
membuat diri yang lemah ini malu, betapa perasaan insani telah menyeruak
mengalahkan hati nurani.
Kesadaran
yang muncul saat perasaan tertekan itu hadir adalah suatu kemustahilan berusaha
menjadi seseorang yang lain. Rasa malu yang dalam menyadari ketidak ikhlasan
diri menyeruak dalam hati. Perasaan malu sebagai seorang hamba membuat sebuah
keputusan harus diambil, semuanya harus berakhir. Maka sebuah permintaan maaf
pun mungkin takkan pernah bisa menghapus dosa.
Sungguh
sahabat, tidak menyayangimu bukanlah alasan keputusan ini. Tapi kesadaran penuh
bahwa seorang manusia harus menjadi dirinya dalam sebuah perjalanan membangun
pondasi kehidupan membuat diri ini malu karena tidak sanggup untuk menetapkan
tekad. Tapi kesadaran bahwa kebersamaan adalah suatu jalan untuk mengaburkan
makna perjalanan mencari-Nya.
Percayalah
sahabat, di manapun dirimu berada kau adalah sahabatku, karena sahabat ada
dalam perjalanan waktu dan mendoakanmu meski dari jauh.
pemerintahan Semi Presidensial
Sistem
semi-presidensial adalah bentuk pemerintahan negara yang mencoba
mengatasi kelemahan-kelemahan sistem parlementer mau pun sistem
presidensial. kelemahan pokok sistem parlementer ialah sifatnya yang
sangat tidak stabil karena setiap saat pemerintah, baik seluruh kabinet
mau pun setiap menteri, dapat menerima emosi tidak percaya dari parlemen.
Akibatnya pemerintah jatuh dan terjadi pergantian pemerintah. Selama 4
tahun menggunakan sistem parlementer, Indonesia mengalami pergantian
pemerintah sebanyak 33 kali (Feith, 1962).
Sistem presidensial
mengandung kecenderungan konflik permanen antara cabang legislatif dan
cabang eksekutif, terutama bila presiden terpilih tidak didukung oleh partai
mayoritas yang berkuasa di parlemen. Padahal negara-negara baru yang tradisi
demokrasinya belum terkonsolidasi dengan mantap selalu menghadapi kondisi
seperti ini. Selain itu, kekuasaan yang besar ditangan presiden sebagai
pemegang kekuasaan eksekutif tunggal, selalu menggoda presiden untuk
memperpajang masa jabatannya, yang kemudian berkembang menjadi kekuasaan
otoriter. Ekses seperti itu dialami oleh banyak negara di Amerika Latin, Afrika
dan Asia termasuk Indonesia yang menggunakan sistem presidensial. Untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan edua sistem tersebut, pada awal Abad 20
berkembang model ketiga sistem pemerintahan yang oleh Duverger disebut sistem
semi-presidensial.
Sistem politik ketiga
ini memiliki beberapa karakteristik sistem parlementer dan sistem
presidensial.
Ciri umum Sistem
Pemerintahan Semipresidensil
a.pusat kekuasaan
berada pada suatu majelis perwakilan sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi.
b.penyelenggara
kekuasaan legislatif adalah suatu badan perwakilan yang merupakan bagian dari
majjelis perwakilan.
c. presiden dipilih
secara langsung atau tidak langsung untuk masa jabatan tertentu dan
bertanggungjawab kepada majlelis perwakilan.
d.para menteri adalah
pembantu presiden yang diangkat dan diberhentikan oleh
presiden.
Menurut Dr. Sukiman
pada rapat BPUPK pada tanggal 15 Juli 1945 dan keteranga Prof. Soepomo pada
rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945 beberapa saat menjelang pengesahan UUD 1945,
jelas sekali sistem pemerintahan negara Indonesia yang diikuti oleh UUD pertama
Indonesia tersebut adalah sistem semipresidensial. Menurut Blondel, pada pertengahan
1940-an, hanya ada 6 negara baru merdeka yang menggunakan sistem
semipresidensial ganda – yang memiliki presiden sebagai kepala negara dan
perdana menteri atau menteri pertama sebagai kepala pemerintahan - yakni
Finlandia, Lebanon, Siria, Peru, Indonesia, dan Korea Selatan. Sekarang model
tersebut semakin populer dan digunakan di banyak negara, karena
dipandang sebagai bentuk pemerintahan demokratis yang lebih stabil dan lebih
efektif di negara yang memiliki multi partai politik.
Menurut Blondel, pada
pertengahan 1940-an, hanya ada 6 negara baru merdeka yang menggunakan sistem
semipresidensial ganda – yang memiliki presiden sebagai kepala negara dan
perdana menteri atau menteri pertama sebagai kepala pemerintahan - yakni
Finlandia, Lebanon, Siria, Peru, Indonesia, dan Korea Selatan.
Sestem Parlementer
Sistem parlementer adalah
sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki peranan penting dalam
pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan
parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan
semacam mosi tidak percaya.
Berbeda dengan sistem presidensiil, di
mana sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang
berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden
berwenang terhadap jalannya pemerintahan, namun dalam sistem parlementer
presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja.
Sistem parlementer dibedakan oleh cabang
eksekutif pemerintah tergantung
dari dukungan secara langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atauparlemen,
sering dikemukakan melalui sebuah veto
keyakinan. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan kekuasaan yang jelas antara cabang eksekutif dan
cabang legislatif, menuju kritikan dari beberapa yang merasa kurangnya
pemeriksaan dan keseimbangan yang ditemukan dalam sebuah republikkepresidenan.
Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem presidensiil,
karena kefleksibilitasannya dan tanggapannya kepada publik. Kekurangannya
adalah dia sering mengarah ke pemerintahan yang kurang stabil, seperti dalam Republik Weimar Jerman
dan Republik
Keempat Perancis.
Sistem parlemen biasanya memiliki pembedaan yang jelas antara kepala pemerintahan dan kepala negara, dengan kepala pemerintahan adalah perdana menteri, dan kepala negara ditunjuk sebagai dengan
kekuasaan sedikit atau seremonial. Namun beberapa sistem parlemen juga memiliki
seorang presiden terpilih dengan banyak kuasa sebagai
kepala negara, memberikan keseimbangan dalam sistem ini.
Negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer adalah Inggris, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura dan sebagainya.
Ciri-ciri
pemerintahan parlemen yaitu:
·
Dikepalai oleh seorang perdana
menteri sebagai kepala pemerintahan sedangkan kepala negara dikepalai
oleh presiden/raja.
·
Kekuasaan eksekutif presiden
ditunjuk oleh legislatif sedangkan raja diseleksi berdasarkan undang-undang.
·
Perdana menteri memiliki hak prerogratif (hak
istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri
yang memimpin departemen dan non-departemen.
·
Menteri-menteri hanya bertanggung
jawab kepada kekuasaan legislatif.
·
Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab
kepada kekuasaan legislatif.
·
Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan
oleh legislatif.
[sunting]Kelebihan
dan kelemahan sistem parlementer
Kelebihan
Sistem Pemerintahan Parlementer:
·
Pembuat kebijakan dapat ditangani
secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif dan
legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu
partai atau koalisi partai.
·
Garis tanggung jawab dalam pembuatan
dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
·
Adanya pengawasan yang kuat dari
parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi barhati-hati dalam
menjalankan pemerintahan.
Kekurangan
Sistem Pemerintahan Parlementer:
·
Kedudukan badan eksekutif/kabinet
sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu
kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
·
Kelangsungan kedudukan badan
eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan berakhir sesuai dengan masa
jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
·
Kabinet dapat mengendalikan
parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah anggota parlemen
dan berasal dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen
dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.
·
Parlemen menjadi tempat kaderisasi
bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen
dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan
eksekutif lainnya..
Langganan:
Postingan (Atom)