Rabu, 20 November 2013

RINDU RASUL

Suatu saat, ada orang yang ingin sekali bertemu dengan Nabi saw di mimpinya, tetapi keinginannya itu tak pernah terkabul; meskipun ia telah berusaha amat kuat dan keras. Ia meminta nasihat kepada seorang sufi. Sufi itu menjawab, ?Anakku, pada Jumat malam nanti, banyak-banyaklah kau makan ikan asin, tunaikan salatmu, dan langsunglah engkau pergi tidur tanpa minum air setetes pun. Keinginanmu akan terpenuhi.
Orang itu pun melaksanakan anjuran sang sufi. Setelah itu, ia langsung tidur. Sepanjang malam ia bermimpi terus menerus minum air dari puluhan mata air. Ketika pagi menjelang, ia bergegas menemui sufi itu, ?Wahai Maulana, aku tak melihat Nabi dalam mimpiku. Aku begitu kehausan sehingga yang aku impikan hanyalah minum air dari puluhan mata air. Sekarang pun aku masih tersiksa dengan rasa dahaga.

Sang sufi berkata padanya, ?Makan ikan asin telah memberimu dahaga yang begitu menyiksa sehingga sepanjang malam engkau hanya bermimpi tentang air minum. Sekarang kau harus merasakan dahaga yang sama akan Rasul-Nya, barulah engkau boleh memeluk anugerah terindahnya!

Minggu, 19 Mei 2013

Apakah Pantas berharap surga


Sholat dhuha cuma dua rakaat, qiyamullail (tahajjud) juga hanya dua rakaat, itu pun sambil terkantuk-kantuk. Sholat lima waktu? Sudahlah jarang di masjid, milih ayatnya yang pendek-pendek saja agar lekas selesai. Tanpa doa, dan segala macam puji untuk Allah, terlipatlah sajadah yang belum lama tergelar itu. Lupa pula dengan sholat rawatib sebelum maupun sesudah shalat wajib. Satu lagi, semua di atas itu belum termasuk catatan: "Kalau tidak terlambat" atau "Asal nggak bangun kesiangan". Dengan sholat model begini, apa pantas mengaku ahli ibadah?
Padahal Rasulullah dan para sahabat senantiasa mengisi malam-malamnya dengan derai tangis memohon ampunan kepada Allah. Tak jarang kaki-kaki mereka bengkak oleh karena terlalu lama berdiri dalam khusyuknya. Kalimat-kalimat pujian dan pinta tersusun indah seraya berharap Allah Yang Maha Mendengar mau mendengarkan keluh mereka. Ketika adzan berkumandang, segera para sahabat meninggalkan semua aktivitas menuju sumber panggilan, kemudian waktu demi waktu mereka habiskan untuk bersimpuh di atas sajadah-sajadah penuh tetesan air mata.
Baca Qur'an sesempatnya, itu pun tanpa memahami arti dan maknanya, apalagi meresapi hikmah yang terkandung di dalamnya. Ayat-ayat yang mengalir dari lidah ini tak sedikit pun membuat dada ini bergetar, padahal tanda-tanda orang beriman itu adalah ketika dibacakan ayat-ayat Allah maka tergetarlah hatinya. Hanya satu dua lembar ayat yang sempat dibaca sehari, itu pun tidak rutin. Kadang lupa, kadang sibuk, kadang malas. Yang begini ngaku beriman?
Tidak sedikit dari sahabat Rasulullah yang menahan nafas mereka untuk meredam getar yang menderu saat membaca ayat-ayat Allah. Sesekali mereka terhenti, tak melanjutkan bacaannya ketika mencoba menggali makna terdalam dari sebaris kalimat Allah yang baru saja dibacanya. Tak jarang mereka hiasi mushaf di tangan mereka dengan tetes air mata. Setiap tetes yang akan menjadi saksi di hadapan Allah bahwa mereka jatuh karena lidah-lidah indah yang melafazkan ayat-ayat Allah dengan pemahaman dan pengamalan tertinggi.
Bersedekah jarang, begitu juga infak. Kalau pun ada, dipilih mata uang terkecil yang ada di dompet. Syukur-syukur kalau ada receh. Berbuat baik terhadap sesama juga jarang, paling-paling kalau sedang ada kegiatan bakti sosial, yah hitung-hitung ikut meramaikan. Sudah lah jarang beramal, amal yang paling mudah pun masih pelit, senyum. Apa sih susahnya senyum? Kalau sudah seperti ini, apa pantas berharap Kebaikan dan Kasih Allah?
Rasulullah adalah manusia yang paling dirindui, senyum indahnya, tutur lembutnya, belai kasih dan perhatiannya, juga pembelaannya bukan semata milik Khadijah, Aisyah, dan istri-istri beliau yang lain. Juga bukan semata teruntuk Fatimah dan anak-anak Rasulullah lainnya. Ia senantiasa penuh kasih dan tulus terhadap semua yang dijumpainya, bahkan kepada musuhnya sekali pun. Ia juga mengajarkan para sahabat untuk berlomba beramal shaleh, berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya.
Setiap hari ribut dengan tetangga. Kalau bukan sebelah kanan, ya tetangga sebelah kiri. Seringkali masalahnya cuma soal sepele dan remeh temeh, tapi permusuhan bisa berlangsung berhari-hari, kalau perlu ditambah sumpah tujuh turunan. Waktu demi waktu dihabiskan untuk menggunjingkan aib dan kejelekan saudara sendiri. Detik demi detik dada ini terus jengkel setiap kali melihat keberhasilan orang dan berharap orang lain celaka atau mendapatkan bencana. Sudah sedemikian pekatkah hati yang tertanam dalam dada ini? Adakah pantas hati yang seperti ini bertemu dengan Allah dan Rasulullah kelak?
Wajah indah Allah dijanjikan akan diperlihatkan hanya kepada orang-orang beriman yang masuk ke dalam surga Allah kelak. Tentu saja mereka yang berkesempatan hanyalah para pemilik wajah indah pula. Tak inginkah kita menjadi bagian kelompok yang dicintai Allah itu? Lalu kenapa masih terus bermuka masam terhadap saudara sendiri?
Dengan adik tidak akur, kepada kakak tidak hormat. Terhadap orang tua kurang ajar, sering membantah, sering membuat kesal hati mereka, apalah lagi mendoakan mereka, mungkin tidak pernah. Padahal mereka tak butuh apa pun selain sikap ramah penuh kasih dari anak-anak yang telah mereka besarkan dengan segenap cinta. Cinta yang berhias peluh, air mata, juga darah. Orang-orang seperti kita ini, apa pantas berharap surga Allah?
Dari ridha orang tua lah, ridha Allah diraih. Kaki mulia ibu lah yang disebut-sebut tempat kita merengkuh surga. Bukankah Rasulullah yang sejak kecil tak beribu memerintahkan untuk berbakti kepada ibu, bahkan tiga kali beliau menyebut nama ibu sebelum kemudian nama Ayah? Bukankah seharusnya kita lebih bersyukur saat masih bisa mendapati tangan lembut untuk dikecup, kaki mulia tempat bersimpuh, dan wajah teduh yang teramat hangat dan menyejukkan? Karena begitu banyak orang-orang yang tak lagi mendapatkan kesempatan itu. Ataukah harus menunggu Allah memanggil orang-orang terkasih itu hingga kita baru merasa benar-benar membutuhkan kehadiran mereka? Jangan tunggu penyesalan.
Astaghfirullaah ... 

Jumat, 17 Mei 2013

Untuk Sayangku PUPUT PUJIWATI


Kau yg terindah dalam hidupku
Walau kita belum pernah ketemu
Namun hadirmu terasa nyata untukku
 Menemani hari-hariku
Kau yang membuat hidupku berwarna
Kau lukis keindahan cinta
Hingga ku tak berdaya
Jatuh dalam pelukanmu cinta
Warna pelangi tak mampu menyaingi
Harum bunga tak terasa di jiwa
Lembut sutra tak sehalus cinta
Semua seakan belum bisa
Menandingi cinta yg ku rasa
Cintamu sungguh mempesona
Membuatku semakin percaya
Kau lah sang pujangga
Yang slalu hadir dalam hayalan
Memberikan keindahan
Ku rasakan kedamaian
Dalam pelukan sang pujaan

Minggu, 12 Mei 2013

Cinta Ini Milikmu Mama


“Farah, bangun… udah azan subuh. Sarapanmu udah mama siapin di meja…” Tradisi ini sudah berlangsung 26 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat. Kini usiaku sudah kepala 3 tapi kebiasaan mama tak pernah berubah. “Mama sayang… ga usah repot-repot ma, aku dan adik-adikku udah dewasa.” pintaku pada mama pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah. Pun ketika mama mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya.
Ingin kubalas jasa mama selama ini dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan. Kenapa mama mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami mama karena dari sebuah artikel yang kubaca .. orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak … tapi entahlah…. Niatku ingin membahagiakan malah membuat mama sedih. Seperti biasa, mama tidak akan pernah mengatakan apa-apa.
Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya “Ma, maafin aku kalau telah menyakiti perasaan mama. Apa yang bikin mama sedih ?” Kutatap sudut-sudut mata mama, ada genangan air mata di sana. Terbata-bata mama berkata, “Tiba-tiba mama merasa kalian tidak lagi membutuhkan mama. Kalian sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Mama tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, mama tidak bisa lagi jajanin kalian. Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri” Ah, Ya Allah, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing.
Diam-diam aku bermuhasabah… Apa yang telah kupersembahkan untuk mama dalam usiaku sekarang ? Adakah mama bahagia dan bangga pada putera putrinya ? Ketika itu kutanya pada mama. Mama menjawab “Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada mama. Kalian tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan. Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat mama. Setelah dewasa, kalian berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat mama. Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua.” Lagi-lagi aku hanya bisa berucap “Ampunkan aku ya Allah kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada mama. Masih banyak alasan ketika mama menginginkan sesuatu.”
Betapa sabarnya mamaku melalui liku-liku kehidupan. Sebagai seorang wanita karier seharusnya banyak alasan yang bisa dilontarkan mamaku untuk “cuti” dari pekerjaan rumah atau menyerahkan tugas itu kepada pembantu. Tapi tidak! Mamaku seorang yang idealis, menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun. Pukul 3 dinihari mama bangun dan membangunkan kami untuk tahajud. Menunggu subuh mama ke dapur menyiapkan sarapan sementara aku dan adik-adik sering tertidur lagi… Ah, maafin kami mama … 18 jam sehari sebagai “pekerja” seakan tak pernah membuat mama lelah.. Sanggupkah aku ya Allah ?
* * *
“Farah… bangun nak, udah azan subuh .. sarapannya udah mama siapin di meja.. “ Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul mama sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan “terimakasih mama, aku beruntung sekali memiliki mama yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan mama… ”. Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan…
Cintaku ini milikmu, Mama… Aku masih sangat membutuhkanmu… Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu..
Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat “aku sayang padamu… “, namun Rasulullah menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai karena Allah. Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita … ibu dan ayah walau mereka tak pernah meminta. Percayalah… kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia. Wallaahu a’lam
“Ya Allah,cintai mamaku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan mama .. dan jika saatnya nanti mama Kau panggil, panggillah dalam keadaan khusnul khatimah. Titip mamakuuyaaRahman”

Berapakah Nilaimu saudaraku.?


Kita makhluk yang paling mulia yang telah diciptakan oleh Allah SWT, makhluk yang paling kuat karena ternyata dari sekian ratus ribu sel sperma yang berjuang untuk hidup, kita lah pemenangnya. Pernahkah kita berpikir untuk memberikan berapa nilai dari diri kita? Apakah harga diri kita hanya sebatas dunia yang ingin kita kuasai, emas dan perak yang ingin kita miliki?
Padahal jelas – jelas Rasulullah bersabda, diriwayatkan oleh At-Tirmidzi : “Dunia ini terkutuk, semua yang ada di dalamnya terkutuk, kecuali dzikir kepada Allah, hal-hal yang bersangkutan dzikir, seorang ‘alim dan seorang pelajar.” Dunia dengan emas dan peraknya, kekuasan dan jabatan yang selalu ingin kita kejar, kemewahan dengan rumah megahnya, sama sekali tidak berhak mengalirkan setetes pun air mata kita. Terkadang kita melupakan bahwa dunia ini hanyalah titipan buat kita. Demikian yang dikatakan oleh Labid,
Harta dan keluarga tak lain adalah barang titipan, dan suatu saat barang titipan itu akan dikembalikan
Tapi sekali lagi, terkadang kita benar-benar melupakannya, selalu setiap bergantinya hari yang kita pikirkan hanyalah bagaimana agar bisa mendapatkan apa yang kita inginkan, bukan apa yang kita perlukan, dan pernahkah kita berpikir, apakah saudara-saudara kita di luar sana membutuhkan bantuan kita hanya untuk sekedar makan hari ini?, pernahkah terbersit sedikit saja dipikiran kita bahwa mereka sebenarnya meminta bantuan kita,hanya saja kita selalu membutakan mata dan menulikan telinga kita untuk mereka?
Lalu, apakah kita juga mengetahui kalau setiap jiwa mukmin itu lebih berharga dari dunia dan seisinya?, Dan pernahkah kita sedikit saja merenung, bahwa semua kekayaan dan kedudukan yang kita miliki bisa menangguhkan bahkan menghambat maut dari kita, dapat menolong kita dari siksa dan azabnya Allah?, Jika kita tahu jawabannya tidak, lalu kenapa kita masih selalu saja menghargai diri kita hanya sebatas harta, emas dan perak?
Demi hidupmu, kekayaan takkan memberi manfaat kepada seorang pun ketika dada sudah tersengal dan sesak (Hatim Ath-Thai)
Pertanyaannya adalah seberapa besarkah nilai kita sebagai seorang manusia yang mulia dan manusia yang terpilih?
Hasan Al-Bashri mengatakan, ”Jangan tentukan harga dirimu kecuali dengan surga. Jiwa orang yang beriman itu mahal, tapi sebagian dari mereka justru menjualnya dengan harga yang murah.”
Sayangnya, hanya sebagian kecil dari kita yang menyadari kalau jiwa kita sebagai makhluk yang beriman sangatlah mahal, atau mungkin kita selalu berpikir kalau harta dan dunia ini lebih berharga dan lebih mahal dari sebuah jiwa yang beriman, sehingga yang sering kita tangisi adalah di saat kita kehilangan uang, kebakaran rumah yang mewah, kehilangan pekerjaan, kita tidak pernah merasa menyesal dan menangis ketika hati kita mulai terasa mati dan jauh dari Allah, tidak pernah ada air mata ketika kita mengingat semua dosa-dosa yang telah kita perbuat, lalu jika sudah seperti ini, apa lagi yang bisa kita harapkan untuk membantu kita di hari akhir nanti?, dan jika ketaatan kepada Rabb sudah tidak ada lagi, maka dapatkah terwujud untuk mendapatkan cinta-Nya dan bertemu dengan-Nya dalam keadaan terbaik?
Subhanallah, ketika menuliskan artikel ini pun, saya berusaha untuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang ada, akankah keinginan untuk memiliki sebuah rumah di syurga-Nya dan engkau menjadi tetangga saya ya saudaraku, dapat terwujud? Insyaallah, Amin 

MAKASIH IBU

Teruntuk mu yang menjadi oase ditengah gurun sahara
Terimakasih untuk kasih sayang yang tak pernah usai kau sajikan dalam bentuk apapun
Teruntuk mu yang menjadi embun disetiap hari
Walau ada spasi yang menjelma jarak di antara kita
Yang membuat kita begitu bersahabat dengan rindu
Dari setiap pejal ayat yang kau ucap
adalah sayap yang akan mendekapkan kita dengan erat
Teruntuk mu yang menjadi patromaks jiwaku
Untuk secangkir rindu yang kau bagi melalu suaramu
Untuk sebentuk perhatian yang tak pernah lepas
Untuk amarah yang kau hilangkan dan terganti dengan senyuman
Aku sangat beruntung..

Terimakasih untuk kerja keras mu demi kehidupan ku

Asal Mula Alam semesta Menurut Al-Qur'an


Asal mula alam semesta digambarkan dalam Al Qur'an pada ayat berikut:
"Dialah pencipta langit dan bumi." (Al Qur'an, 6:101)
Keterangan yang diberikan Al Qur'an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.
Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu.
Sensor sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun 1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang. Penemuan ini merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan.

Selasa, 07 Mei 2013

Hati lapang menerima kenyataan, tubuh ikhtiar memperbaiki kenyataan


Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin. Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudaraku yang baik. Kemarin telah kita bahas kesiapan menerima apapun yang terjadi, dan bila terjadi sesuatu apapun kita harus ridhlo. Sebab tidak ridhlo juga tetap terjadi.

Orang yang paling menderita dalam hidup ini adalah orang yang paling tidak terampil menerima kenyataan.  Menerima kenyataan itu bukan berarti pasrah. Menerima kenyataan adalah benar-benar aktif kemampuan intelektual, berfikir dan perasaan kita untuk hidup realistis.

Percayalah dongkol atau tidak dongkol tetap demikian. Lebih baik kita nikmati episode hidup ini dengan ridhlo. Sebab tidak ridhlo pun tidak merubah kenyataan. Percayalah orang yang paling realistis terhadap kenyataan, maka, orang itulah yang akan bisa menikmati kehidupan.

 

Ridhlo bukan berarti pasrah. Hati menerima kenyataan, akal dan tubuh ikhtiar untuk memperbaiki kenyataan. Kita ambil contoh semisal sakit gigi.  Kita harus ridhlo, karena tidak ridhlo pun tetap sakit . Lalu kita berikhtiar dengan pergi ke dokter gigi. Namun, sesampainya disana ternyata dokter tidak praktek. Mau dongkol, mau mengeluh, itupun tidak menyelesaikan masalah. Rahasianya adalah ridhlo, sambil kembali ke rumah. Insya Alloh niat sudah menjadi amal,  ikhtiar menjadi amal, ridhlo pun menjadi amal.

 

Tidak pernah rugi orang yang hatinya lapang sambil ikhtiar menyempurnakan di jalan yang diridhoi oleh Alloh. Percayalah, tidak pernah kita menderita kecuali orang-orang yang tidak  menerima kenyataan. Hati lapang menerima kenyataan, tubuh ikhtiar memperbaiki kenyataan. Walallahu a’lam 

Senin, 06 Mei 2013

Bahaya Ria


Dalam sebuah hadis, Rasulullah bercerita, ''Di hari kiamat nanti ada orang yang mati syahid diperintahkan oleh Allah untuk masuk ke neraka. Lalu orang itu melakukan protes, 'Wahai Tuhanku, aku ini telah mati syahid dalam perjuangan membela agama-Mu, mengapa aku dimasukkan ke neraka?' Allah menjawab, 'Kamu berdusta dalam berjuang. Kamu hanya ingin mendapatkan pujian dari orang lain, agar dirimu dikatakan sebagai pemberani.
Dan, apabila pujian itu telah dikatakan oleh mereka, maka itulah sebagai balasan dari perjuanganmu'.'' Orang yang berjuang atau beribadah demi sesuatu yang bukan ikhlas karena Allah SWT, dalam agama disebut riya. Sepintas, sifat riya merupakan perkara yang sepele, namun akibatnya sangat fatal. Sifat riya dapat memberangus seluruh amal kebaikan, bagaikan air hujan yang menimpa debu di atas bebatuan. Allah SWT berfirman, ''Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.'' (Al-Furqan: 23).
Abu Hurairah RA juga pernah mendengar Rasulullah bersabda, ''Banyak orang yang berpuasa, namun tidak memperoleh sesuatu dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga, dan banyak pula orang yang melakukan shalat malam yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali tidak tidur semalaman.'' Begitu dahsyatnya penyakit riya ini, hingga ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah, ''Apakah keselamatan itu?'' Jawab Rasulullah, ''Apabila kamu tidak menipu Allah.'' Orang tersebut bertanya lagi, ''Bagaimana menipu Allah itu?
'' Rasulullah menjawab, ''Apabila kamu melakukan suatu amal yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya kepadamu, maka kamu menghendaki amal itu untuk selain Allah.'' Meskipun riya sangat berbahaya, tidak sedikit di antara kita yang teperdaya oleh penyakit hati ini. Kini tidak mudah untuk menemukan orang yang benar-benar ikhlas beribadah kepada Allah tanpa adanya pamrih dari manusia atau tujuan lainnya, baik dalam masalah ibadah, muamalah, ataupun perjuangan. Meskipun kadarnya berbeda-beda antara satu dan lainnya, tujuannya tetap sama: ingin menunjukkan amaliyahnya, ibadah, dan segala aktivitasnya di hadapan manusia.
Tanda-tanda penyakit hati ini pernah dinyatakan oleh Ali bin Abi Thalib. Kata beliau, ''Orang yang riya itu memiliki tiga ciri, yaitu malas beramal ketika sendirian dan giat beramal ketika berada di tengah-tengah orang ramai, menambah amaliyahnya ketika dirinya dipuji, dan mengurangi amaliyahnya ketika dirinya dicela.'' Secara tegas Rasulullah pernah bersabda, ''Takutlah kamu kepada syirik kecil.'' Para shahabat bertanya, ''Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan syirik kecil?'' Rasulullah berkata, ''Yaitu sifat riya. Kelak di hari pembalasan, Allah mengatakan kepada mereka yang memiliki sifat riya, 'pergilah kalian kepada mereka, di mana kalian pernah memperlihatkan amal kalian kepada mereka semasa di dunia. Lihatlah apakah kalian memperoleh imbalan pahala dari mereka'?'' Wallahu a'lam.

Belajar Menerima Kekurangan


Setiap manusia pasti berbeda, baik bentuk fisik, sifat maupun nasibnya, sekalipun yang disebut ‘orang kembar’. Memang, ada yang pintar dan ada yang bodoh, ada yang miskin dan ada yang kaya serta masih banyak lagi. Begitu juga ketika jalan di tempat umum, kita sering menemukan orang yang memiliki paras cantik maupun ganteng, walaupun bentuk wajah cantik dan ganteng itu banyak orang menyebutnya sangat relatif. Selain itu, kita mungkin merasa iri jika melihat orang lain bisa meraih dan memiliki prestasi yang patut dibanggakan pada bidang tertentu, tetapi kita tidak bisa. Apa sebenarnya yang harus kita lakukan dengan semua itu ?

Pada dasarnya, Allah SWT, Sang Pencipta Makhluk, sungguh maha adil. Dia maha mengetahui makna dibalik penciptaan-Nya. Betapa tidak, setiap makhluk yang diciptakannya mempunyai kelebihan dan keistimewaan tersendiri. Namun, mereka jelas menyimpan kekurangan dan kelemahan. Artinya, setiap makhluk tidak ada yang sempurna. Semuanya mengandung sisi posotif dan negatif. Berangkat dari sini, kita sebagai hamba Allah harus selalu bersyukur untuk menerima apa adanya, sesuai yang telah ditentukan oleh Allah SWT.

Belajar menerima kekurangan, baik yang terdapat pada diri sendiri, orang lain ataupun orang yang ada di sekeliling kita, sangatlah tidak mudah. Selama ini, barangkali kita hanya menikmati kelebihan-kelebihan, sementara hati kita tidak pernah bersyukur akan kekurangan yang banyak menyimpan maksud tertentu. Saling mengisi sebagai salah satu fungsi dari ukhuwah (persaudaraan), merupakan faedah dari menerima kekurangan. Artinya, kelebihan yang kita miliki bisa memberikan nilai tambah untuk mengisi kekurangan orang lain dan kekurangan kita bisa diisi dengan kelebihan orang lain. Hal ini menunjukkan, semua manusia sangat membutuhkan oragn lain atau tidak ada menusia yang mampu hidup sendiri, karena hidup ini adalah untuk saling mengisi.

Di samping itu, menghargai orang lain merupakan sebuah pengakuan, bahwa masih banyak orang-orang yang melebihi kita dalam segala hal. Kita bukan manusia yang serba ‘super’. Di atas langit, masih ada langit. Begitulah pepatah mengatakan. Agama mengajarkan, dalam kaitannya dengan harta (kekayaan), lebih utama jika kita melihat orang yang ada di ‘bawah’ kita, daripada mengikuti hawa nafsu untuk mengungguli orang yang lebih.

Mengingat datangnya kematian membuat kita semakin sadar, bahwa semua makhluk akan mengalami kehancuran. Semua yang kita cintai, akan kita tinggalkan. Dengan menyadari keadaan ini, kita tidak diperkenankan untuk berlaku sombong (takabur) maupun angkuh dengan segala kelebihan yang kita miliki. Dengan belajar menerima kekurangan, berarti kita belajar memanusiakan manusia. Akhirnya, kita harus menerima pemberian atau karunia Allah dalam bentuk apa pun dengan lapang dada. Semoga. Wallahu’alam bish-shawab

Minggu, 05 Mei 2013

Rindu Rasul


Suatu saat, ada orang yang ingin sekali bertemu dengan Nabi saw di mimpinya, tetapi keinginannya itu tak pernah terkabul; meskipun ia telah berusaha amat kuat dan keras. Ia meminta nasihat kepada seorang sufi. Sufi itu menjawab, ?Anakku, pada Jumat malam nanti, banyak-banyaklah kau makan ikan asin, tunaikan salatmu, dan langsunglah engkau pergi tidur tanpa minum air setetes pun. Keinginanmu akan terpenuhi.
Orang itu pun melaksanakan anjuran sang sufi. Setelah itu, ia langsung tidur. Sepanjang malam ia bermimpi terus menerus minum air dari puluhan mata air. Ketika pagi menjelang, ia bergegas menemui sufi itu, ?Wahai Maulana, aku tak melihat Nabi dalam mimpiku. Aku begitu kehausan sehingga yang aku impikan hanyalah minum air dari puluhan mata air. Sekarang pun aku masih tersiksa dengan rasa dahaga.
Sang sufi berkata padanya, ?Makan ikan asin telah memberimu dahaga yang begitu menyiksa sehingga sepanjang malam engkau hanya bermimpi tentang air minum. Sekarang kau harus merasakan dahaga yang sama akan Rasul-Nya, barulah engkau boleh memeluk anugerah terindahnya!

Rabu, 01 Mei 2013

Mengikuti Hawa nafsu menuju Setan..!!


Alkisah, hiduplah seorang alim yang sangat tekun beribadah sepanjang waktu. Ia tinggal di pondoknya yang terpencil di tengah hutan. Kerjanya hanya mengabdi kepada Tuhan. Namanya Barshisa. Di zaman itu, negerinya diperintah oleh seorang Raja. Pada suatu hari, permaisuri Raja itu melahirkan seorang bayi perempuan yang amat cantik. Karena khawatir anak perempuannya tersentuh tangan laki-laki, Raja mengirimkan anaknya ke pondok Barshisa.

Barshisa pun memelihara anak itu. Ketika anak itu sampai di masa remaja, kecantikannya tiba pada puncaknya. Iblis datang menggoda sang alim itu. Akhirnya, terjadilah apa yang diharapkan Iblis, putri cantik itu hamil.

Ketika hamilnya mulai tampak, Iblis datang lagi dan berkata kepada orang alim itu, Hai Barshisa, kau adalah seorang zahid. Jika wanita yang kau hamili ini melahirkan, sudah pasti perbuatan hinamu ini akan tersebar di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, bunuhlah wanita ini sebelum melahirkan. Lalu katakan kepada Raja bahwa putrinya meninggal karena suatu penyakit. Niscaya semua orang akan mempercayaimu dan sama-sama membenarkanmu. Kemudian kamu dapat menguburkan mayatnya tanpa sepengetahuan orang.

Terpengaruh oleh godaan Iblis dan takut bila aibnya diketahui orang, si alim pun membunuh putri Raja. Ia lalu pergi ke hadapan Raja dan melaporkan kematian putrinya. Raja pun percaya dan memberi izin untuk menguburkannya. Mendapat izin Raja, Barshisa menjadi lega dan ia segera menguburkan mayat putri itu dengan senang hati.

Sebentar kemudian, Iblis datang lagi ke hadapan Raja. Ia memberitahukan segala perbuatan Barshisa kepadanya. Ia berkata, Bongkarlah kuburan putrimu itu, lalu bedah perutnya. Jika di dalamnya kau temukan seorang bayi, maka kata-kataku ini benar. Jika tidak, kau boleh membunuhku.

Raja sangat heran mendengar omongan Iblis itu. Ia lalu menggali kubur dan membedah perut anaknya. Alangkah terkejutnya ia ketika mendapati seorang bayi di perut putrinya.
Mengetahui perbuatan sang alim yang amat keji, Raja amat marah. Ia membawa Barshisa ke istana untuk dihukum salib.

Di saat Barshisa terlentang di tiang salib menanti saat-saat kematiannya, Iblis kembali datang ke hadapannya dan berkata, Hai Barshisa, aku dapat menolongmu dan melepaskanmu dari tiang salib ini, asalkan kau bersedia bersujud kepadaku. Karena kau berada di tiang salib, kau cukup tundukkan kepalamu ke arahku.

Demi terbebas dari kematian, sang alim itu pun menurut. Ia menundukkan kepalanya sebagai tanda sujud kepada Iblis.

Setelah itu, Iblis berkata, Aku tak boleh menolongmu. Aku takut kepada Allah seru sekalian alam. Iblis meninggalkannya dalam tiang salib. Matilah orang yang semula alim taat beribadah itu dalam keadaan kafir, menyembah Iblis.

Sabtu, 27 April 2013

Puput Pujiwati

Dimana ditanggal 25 April 2013 tepat pukul 20.00 WITA kita telah jadian sebagai pacar. memang mungkin saat ini kita menjalani sebagai pacar, tapi tunggulah jika saatnya tiba kita akan dipersatukanNya di sebuah pelaminan yang mana dirimu dan diriku telah menjadi pasangan suami istri kelak. mungkin saat ini saya hanya bisa berjanji, mungkin saat ini saya hanya bisa berkata, tapi nanti suatu saat saya bisa buktikan bahwa saya benar benar cinta sama kamu. entah itu kapan terjadi, tapi tunggulah.. tunggu dimana dirimu udah resmi menjadi ISTRI ku dan dimana nanti kita akan menjalani hidup bahagia untuk sisa umur kita, dan melahirkan seorang anak yang kita didik bersama.. sungguh indah dirimu., bidadaripun akan irih melihat kecantikan yang kau miliki..
LOVE YOU. PUPUT PUJIWATI

Kamis, 25 April 2013

Profil Fatin Shidqia Lubis

Biodata Fatin Shidqia Lubis

Nama Lengkap    : Fatin Shidqia Lubis
Nama panggilan  : Fatin
Umur                 : 16 Tahun
Status               : Pelajar
Hobi                  : Musik
Aktifitas            : Ngeband, sekolah
Akun Twitter    : @fshidqia
Fanspage FB    : Fatin Shidqia Lubis



Lirik Lagu Bruno Mars. GRANADE


Easy come, easy go
That's just how you live, oh
Take, take, take it all
But you never give
Should've known you was trouble
From the first kiss
Had your eyes wide open
Why were they open?

[Bridge]
Gave you all I had
And you tossed it in the trash
You tossed it in the trash, you did
To give me all your love
Is all I ever asked
Cause what you don't understand
Is

[Chorus]
I'd catch a grenade for ya (yeah, yeah, yeah)
Throw my hand on the blade for ya (yeah, yeah, yeah)
I'd jump in front of a train for ya (yeah, yeah, yeah)
You know I'd do anything for ya (yeah, yeah, yeah)
Oh ho,
I would go through all this pain
Take a bullet straight through my brain
Yes, I would die for you, baby
But you won't do the same

No, no, no, no

Black, black, black and blue
Beat me 'til I'm numb
Tell the devil I said "Hey" when you get back to where you're from
Bad woman, bad woman
That's just what you are
Yeah, you smile in my face then rip the brakes out my car

[Bridge]
Gave you all I had
And you tossed it in the trash
You tossed it in the trash, yes you did
To give me all your love
Is all I ever asked
Cause what you don't understand
Is

[Chorus]
I'd catch a grenade for ya (yeah, yeah, yeah)
Throw my hand on the blade for ya (yeah, yeah, yeah)
I'd jump in front of a train for ya (yeah, yeah, yeah)
You know I'd do anything for ya (yeah, yeah, yeah)
Oh ho,
I would go through all this pain
Take a bullet straight through my brain
Yes, I would die for you, baby
But you won't do the same

If my body was on fire
You'd watch me burn down in flames
You said you loved me, you're a liar
Cause you never ever ever did, baby

But darling, I'd still catch a grenade for ya
Throw my hand on the blade for ya
I'd jump in front of a train for ya
You know I'd do anything for ya

I would go through all this pain
Take a bullet straight through my brain
Yes I would die for ya baby
But you won't do the same
No, you won't do the same
Oh, you never do the same

No, you won't do the same
You wouldn't do the same
Ooh, you'd never do the same
Ohh, no no no

Rabu, 24 April 2013

Keikhlasan Cintaku

Demi cinta, kupergi tinggalkanmu relakanmu,, 
untuk cinta, tak pernah kusesali segalanya saat ini,, 
ku alami,, 
ku lewati,, 

saat kukan kembali, 
sungguh sebelum aku mati, 
dalam migrab cinta ku berdo'a pada-Nya. 

Karena cinta ku ikhlaskan segalanya kepadaNya.., 
untuk cinta takpernah kusesali selama ini,


Kamis, 28 Februari 2013

Hadiah Sholat malam


Seorang pencuri masuk ke rumah Ahmad bin Khazruya, seorang sufi besar. Ia sibuk mencari barang berharga untuk dicuri, tetapi ia tak menemukan apa-apa. Ketika pencuri itu hendak pergi dengan kecewa, Ahmad, sang sufi, memanggilnya.


"Anak muda, ambillah ember ini dan timba air dari sumur. Berwudhulah kau dengan air itu dan dirikanlah salat. Kalau ada sesuatu, nanti aku berikan padamu, supaya kau tak pulang dengan tangan hampa," ujar Ahmad. 

Orang itu mengikuti perintah Ahmad. Ketika pagi tiba, seorang pria dari kota datang membawa kantong berisi seratus dinar dan memberikannya pada Ahmad. Ahmad lalu memberikannya pada si pencuri. 

"Bawalah ini sebagai hadiah untuk salat malammu," ia berkata. 

Tubuh pencuri itu bergetar. Ia langsung menangis terisak-isak. 

"Aku telah salah mengambil jalan," ucapnya di sela tangisan, "tapi semalam saja aku bekerja untuk Tuhan, Dia telah memberiku ganjaran seperti ini...." 

Pencuri itu bertaubat, kembali kepada Tuhan. Ia menolak mengambil wang emas itu, dan menjadi salah seorang murid setia Ahmad bin Khazruya.

membakar diri demi dia

salah satu tokoh sufi terbesar, Fariduddin Attar, bercerita; Pada suatu malam, sekelompok laron berkumpul bersama. Mereka bercerita tentang kerinduan yang menyiksa; keinginan untuk bergabung dengan cahaya sebuah lilin. Semua berkata, “Kita harus temukan seekor laron yang dapat menceritakan lilin yang amat kita dambakan itu.”


Salah seekor laron lalu pergi ke sebuah puri dan melihat seberkas cahaya lilin di dalamnya. Ia kembali dan bercerita tentang apa yang ia telah lihat. Tapi seekor laron yang bijak, pemimpin kelompok itu, hanya berkata, “Ia tak punya berita yang sesungguhnya tentang lilin itu.” Seekor laron yang lain pergi menuju puri itu dan terbang mendekati cahaya lilin, bergerak ke arahnya, dan menyentuh sedikit nyala api dengan sayapnya. Setelah itu, ia kembali ke kelompoknya dan menjelaskan tentang penyatuan dirinya dengan lilin itu. Tapi si laron bijak lalu berkata lagi, “Penjelasanmu tak lebih berarti dari penjelasan laron sebelum kamu.” 

Laron ketiga bangkit, dan melemparkan dirinya ke arah nyala lilin. Ia mendorong dirinya ke depan lilin dan mengarahkan sungutnya kepada api. Begitu seluruh tubuhnya dilalap api, tubuhnya menjadi merah menyala seperti api itu sendiri. Si laron bijak memandang dari kejauhan dan melihat bahwa lilin itu telah menerima seekor laron tadi sebagai bagian dari dirinya dan memberikan kepada laron itu cahayanya. Si laron bijak berkata, “Seekor laron itu telah mengetahui apa yang ia capai. Sesuatu yang takkan diketahui laron-laron lainnya.” 

Attar menutup kisah ini dengan berkata: Sebenarnya, hanya orang yang telah meninggalkan pengetahuan akan keberadaan dirinya, yang dapat memiliki pengetahuan akan eksistensi Sang Tercinta. Selama kau masih memperdulikan jiwa dan ragamu, bagaimana kau mampu mengenal Dia yang kau cinta?

Kucing dan daging kambing


; Alkisah, hiduplah seorang istri yang amat licik. Ia selalu menghabiskan setiap makanan yang dibawa oleh suaminya pulang, dan berbohong tentang hal itu. 

Suatu saat, suaminya pulang dengan membawa daging kambing untuk dihidangkan kepada tamunya yang akan tiba. Suami itu telah bekerja selama dua ratus hari untuk boleh membeli daging mahal tersebut.

Ketika suaminya tidak di tempat, istri yang rakus itu segera memotong daging dan memasaknya menjadi kebab (sebuah hidangan khas Timur Tengah, -red.) Dan ia makan semua masakan itu, diselingi dengan minum anggur.

Suaminya datang ke rumah bersama tamu yang dijemputnya. “Daging itu dimakan kucing,” istrinya berbohong, “kalau kau masih punya wang, belilah lagi.”

Sang suami lalu meminta pelayan untuk membawakan timbangan dan kucing yang dituduh itu. Berat kucing itu adalah tiga kilogram. “Daging kambing itu beratnya tiga kilogram dan satu ons,” ujar suami itu sambil menggendong kucing, “kalau benda ini adalah kucing, lalu di mana daging kambingnya? Kalau benda ini adalah daging kambing, lalu di mana kucingnya? Carilah mana kucing itu, atau mana daging kambing itu!”

Rumi menutup cerita itu dengan menulis: Jika kau memiliki raga, lalu di mana ruhnya? Jka kau memiliki ruh, lalu di mana raganya?

Senin, 11 Februari 2013

Mencintai Diri Sendiri


Menjadi baik dalam segalanya adalah dambaan tiap orang. Menjadi cantik, lembut, ramah, baik hati, bijaksana, lapang dada, dermawan, menyenangkan, sabar, tegar, cerdas, pintar, menarik hati, enak dipandang, enak dijadikan teman curhat dan semua kebaikan lainnya
Berbahagialah mereka yang mewarisi gen-gen kebaikan dari orang tuanya. Berbahagialah mereka yang dibesarkan dalam lingkungan yang baik. Berbahagialah mereka yang mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tua dan sekolahnya. Hingga ia tumbuh dewasa dalam kebaikan, tanpa pergolakan jiwa yang berarti, tak perlu lagi menghadapi dilema dan menyesali perjalanan hidupnya sendiri.
Namun bagaimana dengan mereka yang menjalani proses hidup sebaliknya? Rasanya begitu berat. Begitu pedih. Begitu nyeri. Begitu menyesakkan. Saat kebencian itu hadir. Saat ketidak sukaan melingkupi. Saat ketidak mengertian memenuhi. Saat ketidak berdayaan menghantui. Terhadap diri sendiri. Mengapa aku buruk rupa? Mengapa keluargaku berantakan? Mengapa aku tidak cerdas? Mengapa aku selalu gagal? Mengapa aku tidak disukai teman-temanku? Mengapa perjalanan hidupku seperti ini? Mengapa aku selalu naif? Mengapa aku selalu salah? Mengapa? Dan banyak mengapa lainnya...
Ketika semua perasaan itu hadir dan melibas diri, hidup menjadi sangat sulit. Dunia menjadi teramat gelap. Hingga segala tentang diri kita pun terasa bernuansa pekat. Kita buruk dan hanya orang lain yang baik. Dan kita pun ingin terbang, pergi dan menjadi orang lain atau malah terpuruk saja di dalam bumi.
Pernahkah kemudian kita terpikir: Betapa kasihan 'makhluk kecil' di dalam sana. Sesosok 'diri' yang disadari atau tidak, dibenci oleh dirinya sendiri. Mungkin jasad sang diri memang tidak cakep. Mungkin pribadi sang diri memang tidaklah menyenangkan. Mungkin perjalanan hidup sang diri cukup menyebalkan. Namun sang diri tetap butuh cinta. Agar dengannya dia tumbuh dan berkembang ke arah kebaikan. Berapa banyak cerita tentang seseorang yang berubah menjadi lebih baik karena merasa dicintai? Berapa banyak orang yang termotivasi karena dicintai? Betapa banyak orang yang ingin diterima apa adanya? Dicintai setulusnya? Dan cinta itu, at very first, hanya pemilik 'diri' lah yang harus memberikannya. Jika bukan kau, siapa lagi? Engkau yang paling mengerti dirimu sendiri. Maka engkau lah yang paling layak, paling berhak dan paling berwenang mencintai dirimu sendiri.
Cintailah dirimu sendiri. Beri penghargaan. Beri pujian untuk keistimewaan-keistimewaan dalam dirimu sendiri Terimalah ia apa adanya. Pahami kelemahan-kelemahannya. Lihat kembali perjalanan hidupmu ke belakang. Mungkin kau akan melihat banyak kesalahan. Mungkin kau akan menemukan banyak kenaifan. Mungkin kau akan menjumpai banyak hal memalukan. Mungkin kau akan menemukan banyak kegetiran. Ketidaksukaan. Seperti halanya kau ingin orang lain menerima dirimu apa adanya, maka kau harus memulainya dari dirimu sendiri. Terimalah dirimu apa adanya. Cintai ia. Sungguh cinta itu akan menjadi kekuatan besar untuk membangun diri.
Cinta itu, akan mengarahkan jiwamu terus menerus bergejolak. Cinta itu akan mewadahi hatimu terus menerus bergolak. Cinta itu akan mendamaikan perasaanmu yang tak pernah berhenti dan mati. Cinta itu akan membuatmu terus berusaha memperbaiki diri. Cinta itu akan membuatmu bangga dengan perjuangan yang telah kau lakukan. Cinta itu akan menjagamu dari membandingkan diri dengan orang lain serta lebih memilih membandingkan diri sendiri yang sekarang dengan beberapa waktu serbelumnya.
Maka kemudian dirimu akan sanggup berkata, "Mungkin aku yang sekarang masih belum sebaik orang pada umumnya. Mungkin aku yang sekarang belum sebaik manusia muslim yang sesungguhnya. Tapi akau tahu aku yang sekarang adalah aku yang lebih baik dari aku sebelumnya. Dan aku bangga karena untuk menjadi aku yang sekarang kulewati dengan penuh air mata. Aku bangga dengan diriku yang sekarang karena akau telah menempuh prosesnya."
Jika tak ada yang mencintaimu kini, bisa jadi itu karena engkau bahkan tak mencintai dirimu sendiri. Karena itu, cintailah dirimu sendiri. Karena dari sana kau akan bisa mencintai dan dicintai orang lain

Minggu, 10 Februari 2013

Biar Cinta Bermuara Dengan Sendirinya


Kenapa tak pernah kau tambatkan.
perahumu di satu dermaga?Padahal kulihat, bukan hanya satu.pelabuhan tenang yang mau menerima.kehadiran kapalmu!Kalau dulu memang pernah ada.satu pelabuhan kecil, yang kemudian.harus kau lupakan,mengapa tak kau cari pelabuhan lain,yang akan memberikan rasa damai yang lebih?Seandainya kau mau,buka tirai di sanubarimu, dan kau akan tahu,pelabuhan mana yang ingin kau singgahi untuk selamanya,hingga pelabuhan itu jadi rumahmu,rumah dan pelabuhan hatimu.( Judul Puisi " Pelabuhan " karya Tyas Tatanka, kumpulan puisi 7 penyair serang)eramulsim - Matanya berkaca-kaca ketika perempuan itu selesai membaca dan merenungi isi puisi itu. Dulu sekali perempuan itu telah pernah berharap pada seorang laki-laki yang dia yakin baik dan hanif, ada kilasan - kilasan di hatinya yang mengatakan bahwa mungkin dialah sosok yang selama ini dicari.. dialah sosok yang tepat untuk mengisi hari harinya kelak dalam bingkai pernikahan.
Berawal dari sebuah pertemanan. Berdiskusi tentang segala hal, terutama masalah agama. Perempuan itu sedang berproses untuk mendalami agama Islam dengan lebih intens. Dan laki-laki itu, dia paham agama, aktif diorganisasi keislaman, dan masih banyak lagi hal - hal positif yang ada dalam diri lelaki itu. Sehingga kedekatan itu membawa semangat perempuan itu untuk terus menggali ilmu agama.dan mempraktekkannya dalam kesehariannya. Kedekatan itu berlanjut menjadi kedekatan yang intens, berbagi cerita , curahan hati, saling meminta saran, saling bertelepon dan bersms, yang akhirnya segala kehadirannya menjadikan suatu kebutuhan. Kesemuanya itu awalnya mengatasnamakan persahabatan.
Suatu hari salah seorang sahabatnya bertanya " Adakah persahabatan yang murni antara laki-laki dan perempuan dewasa tanpa melibatkan hati dan perasaan terlebih bila sudah muncul rasa simpati, kagum dan kebutuhan untuk sering berinteraksi?" Perempuan itu tertegun dan hanya bisa menjawab " entahlah.."Sampai suatu hari, laki-laki itu pergi dan menghilang... Awalnya masih memberi kabar. Selebihnya hilang begitu saja. Dan perempuan itu masih berharap dan menunggu untuk suatu yang tak pasti. Karena memang tidak pernah ada komitmen yang lebih jauh diantara mereka berdua. Setiap dia mengenal sosok lelaki lainnya... Selalu dibandingkan dengan sosok laki-laki sahabatnya itu dan tentulah sosok laki - laki sahabatnya itu yang selalu lebih unggul dibanding yang lain. Dan perempuan itu tidak pernah lagi membuka hatinya untuk yang lain. Sampai suatu hari,..
Perempuan itu menyadari kesia-siaan yang dibuatnya. Ia berharap ke sesuatu yang tak pasti hanyalah akan membawa luka dihati... Bukankah banyak hal yang bermanfaat yang bisa dia lakukan untuk mengisi hidupnya kini.... Air mata nya jatuh perlahan dalam sujud panjangnya dikegelapan malam... Dia berjanji untuk tidak mengisi hari - harinya dengan kesia-siaan."Lalu bagaimana dengan sosok laki - laki itu ?? "Perlahan saya bertanya padanya."Saya tidak akan menyalahkan siapa-siapa, yang salah hanyalah persepsi dan harapan yang terlalu berlebihan dari kedekatan itu, dan proses interaksi yang terlalu dekat sehingga timbul gejolak dihati.... Biarlah hal itu menjadi proses pembelajaran dan pendewasaan bagi saya untuk lebih hati - hati dalam menata hati dan melabuhkan hati," ujarnya dengan diplomatis. Hingga saya menemukan perempuan itu kini benar - benar menepati janjinya.Dunia perempuan itu kini adalah dunia penuh cinta dengan warna-warna jingga, tawa-tawa pelangi , pijar bintang dimata anak anak jalanan yang menjadi anak didiknya.... Cinta yang dialiri ketulusan tanpa pamrih dari sahabat-sahabat di komunitasnya yang menjadikan perempuan itu produktif dan bisa menghasilkan karya...cinta yang tidak pernah kenal surut dari kedua orang tua dan keluarganya... Dan yang paling hakiki adalah cinta nya pada Illahi yang selalu mengisi relung-relung hati..tempatnya bermunajat disaat suka dan duka... Indahnya hidup dikelilingi dengan cinta yang pasti.Adakalanya kita begitu yakin bahwa kehadiran seseorang akan memberi sejuta makna bagi isi jiwa. Sehingga.... saat seseorang itu pun hilang begitu saja... Masih ada setangkup harapan agar dia kembali....Walaupun ada kata-katanya yang menyakitkan hati.... akan selalu ada beribu kata maaf untuknya.... Masih ada beribu penantian walau tak pasti... Masih ada segumpal keyakinan bahwa dialah jodoh yang dicari sehingga menutup pintu hati dan sanubari untuk yang lain. Sementara dia yang jauh disana mungkin sama sekali tak pernah memikirkannya. Haruskah mengorbankan diri demi hal yang sia-sia??Masih ada sejuta asa.... Masih ada sejuta makna.....Masih ada pijar bintang dan mentari yang akan selalu bercahaya dilubuk jiwa dengan menjadi bermakna dan bermanfaat bagi sesama...."Lalu... bagaimana dengan cinta yang dulu pernah ada?? '' tanya saya suatu hari.Perempuan itu berujar, " Biarkan cinta itu bermuara dengan sendirinya... disaat yang tepat... dengan seseorang yang tepat.... dan pilihan yang tepat......hanya dari Allah Swt. disaat dihalalkannya dua manusia untuk bersatu dalam ikatatan pernikahan yang barokah.."Semoga saja akan demikian adanya...Untuk seorang sahabat.yang tengah meniti masa transisi

Sabtu, 26 Januari 2013

Lihat IP Perdana

Curhatan Sedikit..
melihat IP perdanaku sangat memalukan, mana ditambah lagi saya sebagai ketua kelas di kelas saya seharusnya saya bisa kasih contah ke teman teman. tapi apa daya..
ya kesibukan buat ngurus teman teman jauh lebih penting daripada nilaiku,.
moga saja semester depan bisa sukses..
dan kalau bisa meraih IPK yang Sempurna

Sabtu, 05 Januari 2013

Inilah Jihat Kami

Hari-hari Ramadhan terus berlalu. Ada harapan besar untuk dapat melewatinya dengan tenang dan konsentrasi penuh meraih segala keberkahannya. Jiwa-jiwa yang bergembira menyambut hadirnya tersebar di mana-mana. Mereka yang berharap mendapat keberkahan ampunan serta ganjaran yang berlipat banyaknya. Mereka yang saling berlomba menjadikan momen langka ini sebagai waktu-waktu terbaik yang akan mereka lewati. Mereka yang mengharapkan sedikitnya pencerahan dan perbaikan kehidupan, sebab saat Ramadhan tiba, setiap orang tak mau melewatinya sia-sia.
Ramadhan memang selalu dinanti. Kekuatan magnetnya mendorong setiap jiwa untuk melacak ke setiap sudut dan celah perhatian-Nya. Menarik-narik setiap raga untuk bersimpuh dan meluruhkan hati demi ampunan dan taubat kepada-Nya. Setiap Ramadhan, mesti jadi ajang perlombaan tiap diri untuk menjadi hamba-Nya terkasih.
Ramadhan kali ini, tetap saja hangat. Walau kian banyak darah kaum muslimin tertumpah di luar sana. Walau bau mesiu, amis darah, dan bangkai manusia, kian semerbak menambah wewangian jiwa-jiwa yang melayang menuju-Nya dengan kesyahidan. Bukankah tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati? Dan kematian yang disambut sebab memperjuangkan keimanan, pula pada Ramadhan, adalah momen terbaik. Ramadhan, semakin hangat.
Tahun ini, Ramadhan saya lewati dengan tetap beraktivitas seperti biasa. Tak ada libur awal puasa, seperti kegembiraan anak-anak sekolah yang menyambut libur awal Ramadhan. Tak ada keringanan waktu, seperti para pelajar yang bubar sekolah lebih cepat supaya segera sampai di rumah. Berbuka bersama keluarga, sholat maghrib berjamaah, pergi ke masjid, tarawih, dan melewati malam panjang sampai sahur dengan ber-munajat sepuas hati. Tidak ada.
Bagaimanapun, masih ada mereka yang melewati Ramadhan dengan cobaan-cobaan yang lebih berat dari yang saya rasakan. Tetap beraktivitas? Tentu. Bahkan kian sibuk sampai lembur dan baru bisa pulang ke rumah setelah isya' bahkan menjelang pukul sepuluh malam baru sampai di rumah. Pagi, siang, dan sore hari di kantor tak lepas dari rapat, diskusi, pekerjaan rutin, bahkan sejumlah urusan tender tetap lancar menghiasi jam kantor tanpa kompromi. Letih. Penat. Cemburu.
Cemburu kepada mereka yang tetap dapat melewati Ramadhan dengan malam-malam panjang berkhalwat dengan-Nya, tanpa tertidur kelelahan. Cemburu kepada mereka yang sebelum fajar tiba sudah bersimpuh dengan khusyu berdoa sampai waktu menahan segala dimulai, tanpa terlambat pergi ke masjid untuk berjamaah sholat subuh. Cemburu. Sebab ternyata waktu yang tersisa dari seluruh rutinitas keseharian, hanya sedikit sekali dibandingkan sekian detik berharga yang seringkali terlewati tanpa disadari.
"Inilah jihad kami !" Begitu kata mereka.
Ya. Jihad. Inilah dia ujian dari-Nya yang kembali menimpa orang-orang yang senantiasa berikhtiar untuk meraih kebahagiaannya di dunia dan untuk akhirat nanti. Inilah dia ujian dari-Nya, bagi kita semua, supaya lebih cermat menjaga kelancaran aktivitas tanpa lengah menguatkan ibadah. Inilah dia jihad, dan Ramadhan tak akan pernah menunggu. Maka, bersemangatlah!
Bukankah Rasulullah dan para sahabat pun melewatkan Ramadhan dengan berperang? Bukankah kemenangan adanya bagi mereka yang berteguh dalam keimanan serta memantapkan diri ketika ujian-ujian itu datang? Bukankah ganjaran nantinya tak lagi sanggup kita bayangkan pula kita hitung, sebab begitu besar kenikmatan bagi mereka yang menegakkan keikhlasan dalam berjuang?
Maka, berjuanglah dalam Ramadhanmu. Walau tak berhadapan dengan musuh, peluru, atau mesiu. Walau tak berada di jalan, memanggul senjata, dan berperang. Walau kewajiban dalam mencari nafkah memaksamu untuk duduk dan bekerja sepanjang hari dan tak terluang waktu untuk menikmati sepenuhnya bersama orang-orang terkasih. Walau letih dan lelah merayapimu hingga keesokan hari.
Sebab, inilah jihadmu. 

Kamis, 03 Januari 2013

Bukan Aku tidak Mencintaimu


Maafkan, ini yang terakhir semoga semua akan lebih baik suatu saat nanti," Kututup telepon dengan perasaan bersalah yang dalam. Karena pada hari ini aku telah membuat suatu dosa dengan menutup jalur komunikasi dengan seorang sahabat. Bukan karena aku tidak menyayanginya tapi karena menjalani kehidupan sesuai dengan jalan yang dipilih masing-masing adalah yang terbaik.
Dia sahabatku, sampai kapanpun aku tidak lupa akan itu, seorang sahabat yang mengingatkanku akan harta paling berharga yang kubawa yaitu Islamku. Seorang sahabat yang kerap menamparku dengan kata-kata sinis bahkan pedas ketika aku melakukan kesalahan. Teman yang mengatakan "Munafik!" saat aku tidak konsisten terhadap kata-kataku bahkan "materialistis!" pun pernah terlontar dari dirinya.
Diskusi yang keras sering kali terjadi, tapi pada akhirnya akan berakhir dengan sebuah kata-kata bahwa sahabat adalah orang yang menampar kita ketika kita bersalah bukan karena benci tapi karena rasa saling menyayangi sebagai saudara.
Dalam perjalanan persahabatan sebuah kesadaran akan identitas diri akan menyeruak, bertarung dengan ego, dan identitas diri. Dan sebuah kegagalan telah tercatat, hamba yang lemah ini tidak sanggup menjaga niat. Persahabatan itu berubah dan perubahan itu tidak sanggup untuk dimaklumi. Proses yang berlangsung sebagai sarana belajar telah menjadi sebuah kekaguman yang menyebabkan diri memaksa menjadi serupa dengan orang yang dikagumi. Keyakinan akan diri sendiri goyah karena perasaan manusiawi. Dan sebuah perjalanan sampai pada keputusan, pergi atau menyesali diri.
Kesadaran bahwa dalam sebuah proses pencarian jati diri seharusnya dilakukan karena Allah membuat diri yang lemah ini malu, betapa perasaan insani telah menyeruak mengalahkan hati nurani.
Kesadaran yang muncul saat perasaan tertekan itu hadir adalah suatu kemustahilan berusaha menjadi seseorang yang lain. Rasa malu yang dalam menyadari ketidak ikhlasan diri menyeruak dalam hati. Perasaan malu sebagai seorang hamba membuat sebuah keputusan harus diambil, semuanya harus berakhir. Maka sebuah permintaan maaf pun mungkin takkan pernah bisa menghapus dosa.
Sungguh sahabat, tidak menyayangimu bukanlah alasan keputusan ini. Tapi kesadaran penuh bahwa seorang manusia harus menjadi dirinya dalam sebuah perjalanan membangun pondasi kehidupan membuat diri ini malu karena tidak sanggup untuk menetapkan tekad. Tapi kesadaran bahwa kebersamaan adalah suatu jalan untuk mengaburkan makna perjalanan mencari-Nya.
Percayalah sahabat, di manapun dirimu berada kau adalah sahabatku, karena sahabat ada dalam perjalanan waktu dan mendoakanmu meski dari jauh. 

pemerintahan Semi Presidensial


Sistem semi-presidensial adalah bentuk pemerintahan negara yang mencoba  mengatasi kelemahan-kelemahan sistem parlementer mau pun sistem presidensial.  kelemahan pokok sistem parlementer ialah sifatnya yang sangat tidak stabil karena setiap saat pemerintah, baik seluruh  kabinet mau pun setiap menteri, dapat  menerima emosi tidak percaya dari parlemen. Akibatnya pemerintah jatuh dan terjadi  pergantian pemerintah. Selama 4 tahun menggunakan sistem parlementer, Indonesia  mengalami pergantian pemerintah sebanyak 33 kali (Feith, 1962).
Sistem presidensial mengandung kecenderungan konflik permanen antara  cabang legislatif dan cabang eksekutif, terutama bila presiden terpilih tidak didukung oleh partai mayoritas yang berkuasa di parlemen. Padahal negara-negara baru yang tradisi demokrasinya belum  terkonsolidasi dengan mantap selalu menghadapi kondisi seperti ini. Selain itu, kekuasaan yang besar ditangan presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutif tunggal, selalu menggoda presiden untuk memperpajang masa jabatannya, yang kemudian berkembang menjadi kekuasaan otoriter. Ekses seperti itu dialami oleh banyak negara di Amerika Latin, Afrika dan Asia termasuk Indonesia yang menggunakan sistem presidensial.  Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan edua sistem tersebut, pada awal Abad 20 berkembang model ketiga sistem pemerintahan yang oleh Duverger disebut sistem semi-presidensial.
Sistem politik ketiga ini memiliki beberapa karakteristik sistem parlementer dan sistem presidensial. 
Ciri umum Sistem Pemerintahan Semipresidensil
 a.pusat kekuasaan berada pada suatu majelis perwakilan sebagai pemegang kekuasaan  tertinggi.
 b.penyelenggara kekuasaan legislatif adalah suatu badan perwakilan yang merupakan bagian dari majjelis perwakilan.
c. presiden dipilih secara langsung atau tidak langsung untuk masa jabatan tertentu dan bertanggungjawab kepada majlelis perwakilan.
d.para menteri adalah pembantu presiden yang diangkat dan diberhentikan  oleh presiden.  

Menurut Dr. Sukiman pada rapat BPUPK pada tanggal 15 Juli 1945 dan keteranga Prof. Soepomo pada rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945 beberapa saat menjelang pengesahan UUD 1945, jelas sekali sistem pemerintahan negara Indonesia yang diikuti oleh UUD pertama Indonesia tersebut adalah sistem semipresidensial. Menurut Blondel, pada pertengahan 1940-an, hanya ada 6 negara baru merdeka yang menggunakan sistem semipresidensial ganda – yang memiliki presiden sebagai kepala negara dan perdana menteri atau menteri pertama  sebagai kepala pemerintahan - yakni Finlandia, Lebanon, Siria, Peru, Indonesia, dan Korea Selatan. Sekarang model tersebut semakin populer dan digunakan  di banyak negara,  karena dipandang sebagai bentuk pemerintahan demokratis yang lebih stabil dan lebih efektif di negara yang memiliki multi partai politik.      

Negara yang menerapkan system seperti ini adalah :  Republik Kelima Perancis
Menurut Blondel, pada pertengahan 1940-an, hanya ada 6 negara baru merdeka yang menggunakan sistem semipresidensial ganda – yang memiliki presiden sebagai kepala negara dan perdana menteri atau menteri pertama  sebagai kepala pemerintahan - yakni Finlandia, Lebanon, Siria, Peru, Indonesia, dan Korea Selatan.

Sestem Parlementer


Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem presidensiil, di mana sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan, namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja.
Sistem parlementer dibedakan oleh cabang eksekutif pemerintah tergantung dari dukungan secara langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atauparlemen, sering dikemukakan melalui sebuah veto keyakinan. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan kekuasaan yang jelas antara cabang eksekutif dan cabang legislatif, menuju kritikan dari beberapa yang merasa kurangnya pemeriksaan dan keseimbangan yang ditemukan dalam sebuah republikkepresidenan.
Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem presidensiil, karena kefleksibilitasannya dan tanggapannya kepada publik. Kekurangannya adalah dia sering mengarah ke pemerintahan yang kurang stabil, seperti dalam Republik Weimar Jerman dan Republik Keempat Perancis. Sistem parlemen biasanya memiliki pembedaan yang jelas antara kepala pemerintahan dan kepala negara, dengan kepala pemerintahan adalah perdana menteri, dan kepala negara ditunjuk sebagai dengan kekuasaan sedikit atau seremonial. Namun beberapa sistem parlemen juga memiliki seorang presiden terpilih dengan banyak kuasa sebagai kepala negara, memberikan keseimbangan dalam sistem ini.
Negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer adalah Inggris, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura dan sebagainya.

Ciri-ciri pemerintahan parlemen yaitu:
·         Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai kepala pemerintahan sedangkan kepala negara dikepalai oleh presiden/raja.
·         Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif sedangkan raja diseleksi berdasarkan undang-undang.
·         Perdana menteri memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.
·         Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
·         Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
·         Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif.
[sunting]Kelebihan dan kelemahan sistem parlementer
Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:
·         Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.
·         Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
·         Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer:
·         Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
·         Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
·         Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.
·         Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya..