Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin. Allahuma shalli 'ala
Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudaraku yang baik. Kemarin telah kita bahas kesiapan menerima apapun yang terjadi,
dan bila terjadi sesuatu apapun kita harus ridhlo. Sebab tidak ridhlo juga
tetap terjadi.
Orang yang paling menderita dalam hidup ini adalah orang
yang paling tidak terampil menerima kenyataan.
Menerima kenyataan itu bukan berarti pasrah. Menerima kenyataan adalah
benar-benar aktif kemampuan intelektual, berfikir dan perasaan kita untuk hidup
realistis.
Percayalah dongkol atau tidak dongkol tetap demikian. Lebih
baik kita nikmati episode hidup ini dengan ridhlo. Sebab tidak ridhlo pun tidak
merubah kenyataan. Percayalah orang yang paling realistis terhadap kenyataan,
maka, orang itulah yang akan bisa menikmati kehidupan.
Ridhlo bukan berarti
pasrah. Hati menerima kenyataan, akal dan tubuh ikhtiar untuk memperbaiki
kenyataan. Kita ambil contoh semisal sakit gigi. Kita harus ridhlo, karena tidak ridhlo pun
tetap sakit . Lalu kita berikhtiar dengan pergi ke dokter gigi. Namun,
sesampainya disana ternyata dokter tidak praktek. Mau dongkol, mau mengeluh,
itupun tidak menyelesaikan masalah. Rahasianya adalah ridhlo, sambil kembali ke
rumah. Insya Alloh niat sudah menjadi amal,
ikhtiar menjadi amal, ridhlo pun menjadi amal.
Tidak pernah rugi
orang yang hatinya lapang sambil ikhtiar menyempurnakan di jalan yang diridhoi
oleh Alloh. Percayalah, tidak pernah kita menderita kecuali orang-orang yang
tidak menerima kenyataan. Hati lapang
menerima kenyataan, tubuh ikhtiar memperbaiki kenyataan. Walallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar