Selasa, 07 Mei 2013

Hati lapang menerima kenyataan, tubuh ikhtiar memperbaiki kenyataan


Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin. Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudaraku yang baik. Kemarin telah kita bahas kesiapan menerima apapun yang terjadi, dan bila terjadi sesuatu apapun kita harus ridhlo. Sebab tidak ridhlo juga tetap terjadi.

Orang yang paling menderita dalam hidup ini adalah orang yang paling tidak terampil menerima kenyataan.  Menerima kenyataan itu bukan berarti pasrah. Menerima kenyataan adalah benar-benar aktif kemampuan intelektual, berfikir dan perasaan kita untuk hidup realistis.

Percayalah dongkol atau tidak dongkol tetap demikian. Lebih baik kita nikmati episode hidup ini dengan ridhlo. Sebab tidak ridhlo pun tidak merubah kenyataan. Percayalah orang yang paling realistis terhadap kenyataan, maka, orang itulah yang akan bisa menikmati kehidupan.

 

Ridhlo bukan berarti pasrah. Hati menerima kenyataan, akal dan tubuh ikhtiar untuk memperbaiki kenyataan. Kita ambil contoh semisal sakit gigi.  Kita harus ridhlo, karena tidak ridhlo pun tetap sakit . Lalu kita berikhtiar dengan pergi ke dokter gigi. Namun, sesampainya disana ternyata dokter tidak praktek. Mau dongkol, mau mengeluh, itupun tidak menyelesaikan masalah. Rahasianya adalah ridhlo, sambil kembali ke rumah. Insya Alloh niat sudah menjadi amal,  ikhtiar menjadi amal, ridhlo pun menjadi amal.

 

Tidak pernah rugi orang yang hatinya lapang sambil ikhtiar menyempurnakan di jalan yang diridhoi oleh Alloh. Percayalah, tidak pernah kita menderita kecuali orang-orang yang tidak  menerima kenyataan. Hati lapang menerima kenyataan, tubuh ikhtiar memperbaiki kenyataan. Walallahu a’lam 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar