Dalam sebuah hadis, Rasulullah bercerita,
''Di hari kiamat nanti ada orang yang mati syahid diperintahkan oleh Allah
untuk masuk ke neraka. Lalu orang itu melakukan protes, 'Wahai Tuhanku, aku ini
telah mati syahid dalam perjuangan membela agama-Mu, mengapa aku dimasukkan ke
neraka?' Allah menjawab, 'Kamu berdusta dalam berjuang. Kamu hanya ingin
mendapatkan pujian dari orang lain, agar dirimu dikatakan sebagai pemberani.
Dan, apabila pujian itu telah dikatakan
oleh mereka, maka itulah sebagai balasan dari perjuanganmu'.'' Orang yang
berjuang atau beribadah demi sesuatu yang bukan ikhlas karena Allah SWT, dalam
agama disebut riya. Sepintas, sifat riya merupakan perkara yang sepele, namun
akibatnya sangat fatal. Sifat riya dapat memberangus seluruh amal kebaikan,
bagaikan air hujan yang menimpa debu di atas bebatuan. Allah SWT berfirman,
''Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu
(bagaikan) debu yang beterbangan.'' (Al-Furqan: 23).
Abu Hurairah RA juga pernah mendengar
Rasulullah bersabda, ''Banyak orang yang berpuasa, namun tidak memperoleh
sesuatu dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga, dan banyak pula orang yang
melakukan shalat malam yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali tidak tidur
semalaman.'' Begitu dahsyatnya penyakit riya ini, hingga ada seseorang yang
bertanya kepada Rasulullah, ''Apakah keselamatan itu?'' Jawab Rasulullah,
''Apabila kamu tidak menipu Allah.'' Orang tersebut bertanya lagi, ''Bagaimana
menipu Allah itu?
'' Rasulullah menjawab, ''Apabila kamu
melakukan suatu amal yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya
kepadamu, maka kamu menghendaki amal itu untuk selain Allah.'' Meskipun riya
sangat berbahaya, tidak sedikit di antara kita yang teperdaya oleh penyakit
hati ini. Kini tidak mudah untuk menemukan orang yang benar-benar ikhlas
beribadah kepada Allah tanpa adanya pamrih dari manusia atau tujuan lainnya,
baik dalam masalah ibadah, muamalah, ataupun perjuangan. Meskipun kadarnya berbeda-beda
antara satu dan lainnya, tujuannya tetap sama: ingin menunjukkan amaliyahnya,
ibadah, dan segala aktivitasnya di hadapan manusia.
Tanda-tanda penyakit hati ini pernah
dinyatakan oleh Ali bin Abi Thalib. Kata beliau, ''Orang yang riya itu memiliki
tiga ciri, yaitu malas beramal ketika sendirian dan giat beramal ketika berada
di tengah-tengah orang ramai, menambah amaliyahnya ketika dirinya dipuji, dan
mengurangi amaliyahnya ketika dirinya dicela.'' Secara tegas Rasulullah pernah
bersabda, ''Takutlah kamu kepada syirik kecil.'' Para
shahabat bertanya, ''Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan syirik kecil?''
Rasulullah berkata, ''Yaitu sifat riya. Kelak di hari pembalasan, Allah
mengatakan kepada mereka yang memiliki sifat riya, 'pergilah kalian kepada
mereka, di mana kalian pernah memperlihatkan amal kalian kepada mereka semasa
di dunia. Lihatlah apakah kalian memperoleh imbalan pahala dari mereka'?'' Wallahu
a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar