Kamis, 30 Juli 2015

Cinta Ohh CInta

Hampir semua orang di dunia ini dapat dipastikan mengenal kata yang paling populer yaitu kata “cinta”, sebab semua orang membicarakannya, remaja, orang tua bahkan anak-anak pun telah pandai menyanyikannya, lagu cinta begitu lekat dalam diri mereka.
Begitu populernya kata cinta ini, lihatlah hampir semua media massa turut mengekspose, koran, majalah, radio terutama TV yang menayangkan film-film cerita mulai dari telenovela, sinetron, layar emas, layar perak, mega India yang memakai menu utamanya cinta. Begitu juga puisi, syair, cerpen, novel, buku-buku cerita dari komik hingga sejuta roman selalu ditaburi dengan kata-kata cinta.

Sulit memang kita melepaskan diri dari istilah cinta ini sudah begitu lekat dihati kita, sudah merasuk ke tulang sum-sum dan mengalir dalam urat nadi. Namun pernahkah kita merenungi apa itu sebenarnya cinta, konkritkah ia atau abstrakkah ia ?

Cinta. Acapkali ketika kata ini disebut, jiwa manusia pun bergetar, terbuai oleh perasaan indah nan mulia. Seakan tersiram oleh keindahan cinta yang berbaur dengan keharuman minyak mewangi. Orang yang dimabuk cinta seakan tak puas bila tak bermandikan air hujan nan bersih-suci, disiram oleh tangan kasih sayang, dan ia pun seakan terbang nun jauh di atas sana.

Orang Yunani kuno mengkhayalkan Dewi bernama “Amour” itulah menurut mereka dewi cinta, dialah yang menaruh rasa cinta dihati manusia dengan lambang hati berwarna merah muda, kepercayaan seperti ini hanya sekedar dugaan tanpa alasan. Cinta sebenarnya telah ada dalam setiap diri kita sejak kita lahir, artinya itu adalah pembawaan manusia. Dialah Allah Yang Maha Mulia memberikan perasaan cinta kepada kita, Allah tidak pernah membuat Dewi bernama Amour ataupun Dewa-Dewi yang lainnya, Maha Suci Allah apa yang mereka sekutukan.

Cinta secara umum identik dengan suka atau senang, tapi rasa cinta ini dibarengi dengan harapan pada yang disukai itu serta ada kekhawatiran kehilangan dia. Dengan kata lain cinta adalah paduan antara suka, hasrat, dan takut yang terletak di hati manusia.

Cinta, adalah persoalan hakiki manusia. Dengan cinta, manusia bisa takwa, romantis, dan bisa pula brutal. Karena itulah, cinta perlu ditata, agar berjalan di jalur Ilahi, yang membuahkan kedamaian di dunia juga di akhirat.

Lalu bagaimana untuk mengelolanya agar membawa kedamaian ? lslam punya resepnya. Cinta pada Allah, pada Rasulullah saw, dan Jihad fi sabilillah adalah cinta yang menduduki peringkat utama. Bila cinta seperti ini diterapkan dalam kehidupan keseharian, maka akan membawa manusia pada Islam yang lebih total. Ia akan memetik hakikat cinta yang sebenarnya. Ia hanya takut pada Sang Pencipta, Allah SWT. Pangkat, jabatan ataupun wanita takkan mempu mengusiknya, juga keluarga dan handai taulan.
         
Berangkat dari perasaan lembut yang ditanamkan oleh Allah dalam hati dan jiwa seseorang, maka akan terbentuk perasaan kasih sayang dan cinta dari seorang mukmin terhadap sesama mukmin; seorang anak terhadap kedua orang tuanya; orang tua terhadap anak-anaknya; seorang suami terhadap istrinya; seorang istri terhadap suaminya, cinta seseorang terhadap familinya, kerabatnya, dan teman-temannya. Ia juga berbuah cinta seorang teman terhadap sahabatnya; atau seorang penduduk pada tanah airnya. Wallahu’alam bish-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar