Minggu, 26 Juli 2015

Hakekat Sebuah Doa

“Jangan sampai permohonanmu kepada Alloh hanya sebagai alat untuk mendapatkan pemberian-Nya, karena perbuatan seperti itu berarti engkau tidak memahami kedudukanmu terhadap-Nya. Bermohonlah dengan melahirkan dirimu sebagai hamba, karena kewajibanmu terhadap Tuhanmu.” (Kitab Al Hikam, Syekh Ahmad Ataillah)


Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin.  Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. Kini, kita lihat sepertinya Amerika telah merasa menang terhadap Irak. Padahal rasa-rasanya ummat Islam sudah banyak berdo’a. Siang dan malam kita pun turut prihatin dengan keadaan di Irak. Namun, kalau kita lihat di TV sepertinya do’a kita tidak di ijabah.

Jika ada sebuah pertanyaan, kenapa Alloh tidak mengabulkan do’a ? Sudah begitu jelekkah ummat Islam  sehingga do’anya tidak dikabulkan ? Sebetulnya berbeda urusannya, antara kita berdo’a dengan dikabulkannya do’a tersebut. Karena kita diperintah berdo’a oleh Alloh, sedangkan mengabulkan itu adalah Kehendak Alloh. Sesuai dengan kebijakan, kearifan dan janji-Nya.

Bukankah kita tidak berdo’a saja ternyata lebih banyak diberi ? bukankah kita tidak berdo’a untuk meminta nafas, tapi buktinya kita selalu bernafas. Kita tidak berdo’a untuk minta makan, namun, bukankah sampai saat ini kita makan terus ?  Banyak yang tidak kita minta, namun telah diberikan oleh Alloh SWT. Bahkan yang tidak berdo’a juga sama-sama diberi oleh Alloh rejeki. Yang meminta jodoh ada yang belum mendapatkan jodohnya. Namun, yang tidak minta malah ada yang lebih dari satu. Yang tidak minta anak ada yang dikarunia banyak anak, namun ada yang telah meminta ternyata belum diberi oleh Alloh.

Jadi do’a itu tidak selalu identik dengan harus terwujud apa yang kita inginkan. Kita berdo’a itu, pertama, sebagai ibadah. Bagi kita, berdo’a akan dikabul atau tidak, Insya Alloh tetap jadi  amal soleh. Karena apa yang kita minta belum tentu yang terbaik dan belum tentu manfaat. Maka, kita dikaruniakan bisa berdo’a saja itu sudah rejeki.

Do’a itu merupakan dzikir. Do’a itu ibadah. Berdo’a itu tidak mudah, karena tidak semua orang bisa berdo’a. Maka, kalau gara-gara invasi Amerika ke Irak lalu bertambah do’a kita, tentu saja itu rejeki dari Alloh sebagai  kemenangan tersendiri.

Lalu yang kedua, bentuk ijabahnya do’a itu tidak harus sesuai keinginan. Siapa tahu dengan invasi Amerika ini, kita sekarang semakin tahu siasat Amerika yang sebelumnya menyatakan sebagai pahlawan demokrasi dan ditiru di negeri kita. Ternyata demokrasi itu hanya tipuan. Amerika yang selalu memproklamirkan diri  sebagai pembela hak azasi manusia, ternyata mereka juga pembunuh. Sekarang Alloh telah membukakan keadaan Amerika yang sebenarnya, yakni Amerika sebagai pelangggar hak Azasi manusia.

Dulu kita begitu bangga, namun sekarang Alhamdulillah telah disingkapkan oleh Alloh. Ini juga pertolongan Alloh. Selama ini mungkin kita terhijab, namun sekarang kita jadi semakin tahu. Dulu kita merujuk ke Amerika, dan sekarang hati kita mulai dibukakan oleh Alloh.

Pertolongan itu tidak harus dalam bentuk kemenangan peperangan. Memenangkan peperangan itu bukan berarti memenangkan kehidupan. Kehidupan ini hanya dimenangkan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar