Suatu hari, seorang lelaki tengah memecah tanah dengan cangkul. Seorang
lelaki lain yang bodoh datang kepadanya dan berteriak, "Hei, mengapa kau
merusak tanah itu?"
"Tolol!" jawab si pencangkul, "Pergilah kau dan jangan ganggu
aku! Mengertilah perbedaan antara penghancuran dan pertumbuhan. Bagaimana
mungkin tanah ini berubah menjadi kebun mawar atau ladang gandum, bila
sebelumnya tak kau pecah-pecah dan kau rusak? Bagaimana mungkin tanah ini
menjadi petamanan yang penuh dengan dedaunan dan buah-buahan, bila sebelumnya
tak kau hancurkan dan kau remukkan?
"Sebelum kau pecahkan bisulmu dengan pisau, bagaimana mungkin
penyakitmu itu dapat sembuh? Sebelum tabib memulihkan kesehatanmu dengan
obatnya yang pahit, bagaimana mungkin penyakitmu dapat hilang?
"Ketika seorang penjahit menggunting sepotong kain, sedikit demi
sedikit, apakah ada orang yang mendatanginya dan berteriak: Mengapa kau rusak
satin indah ini? Apa gunanya serpihan-serpihan kain satin? Ketika para tukang
datang untuk memperbaiki bangunan tua, bukankah mereka memulai pekerjaan mereka
dengan menghancurkan bangunan itu terlebih dahulu?
"Lihatlah para tukang kayu, pandai besi, atau tukang daging. Kau akan
temukan bahwa penghancuran adalah awal dari pembaharuan. Penderitaan adalah
awal dari pencerahan. Bila kau tak membiarkan biji-biji gandum itu untuk
digiling, dari mana dapat kau peroleh roti untuk makananmu?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar