“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa
yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan Haji, maka tidak boleh
rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.
Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya.
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah
kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (Q.S:Al Baqarah/2:197)”
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat
beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Makkah (Mekah) yang diberkahi dan
menjadi petunjuk bagi semua manusia. (Q.S: Ali ‘Imran/3 :96 )”
“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam
Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang
yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari
(kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu)
dari semesta alam. (Q.S: Ali ‘Imran/3: 97)”
ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad
wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin .Saudaraku
yang baik, Allah memerintahkan kita untuk melakukan ibadah haji yang sarat
dengan pengorbanan waktu,tenaga,pikiran, dan harta. Dan ini bisa merupakan
puncak daripada ibadah yang bernilai amat tinggi ganjarannya, karena jaminan
ampunan dan balasan surga yang dijanjikan Allah SWT bagi orang yang hajinya
mabrur .
Perjalanan haji
merupakan idaman setiap muslim agar bisa menyempurnakan ke Islamannya, dan
memang Allah memerintahkan ibadah haji kepada manusia untuk kebaikan bagi yang
bersangkutan dan juga bagi
lingkungannya.
Bayangkanlah,dalam ibadah
haji ini untuk orang Indonesia paling tidak 22 hari sampai 40 hari digunakan
untuk beribadah , lepas dari urusan
duniawi. Yang ada hanya konsentrasi untuk ibadah dan bertaubat untuk
membersihkan diri, kalau konsentrasi ini ditingkatkan lagi untuk terus belajar
dan terus berusaha memperbaiki kualitas diri. maka jika 200 ribu orang yang
mengikuti “pelatihan” ini dengan sebaik-baiknya dan kemudian mereka kembali ke
Indonesia ,Subhanalloh 200 ribu orang dapat berbuat banyak untuk
perubahan negeri ini.
Seharusnya setiap
kepulangan jemaah haji ke tanah air diikuti pula oleh kedatangan ratusan ribu
motor penggerak yang baru untuk perbaikan moral bangsa. Karena haji yang mabrur
salah satu alat ukurnya adalah perubahan akhlak. Mudah-mudahan akan terjadi perbaikan
dalam sistem haji kita, sehingga setiap kepulangan jamaah haji ke tanah air
dapat menjadi ragi yang membawa perubahan bagi lingkungannya.Insya Allah
Bagaimana sebenarnya
langkah yang harus diambil untuk meraih haji yang mabrur ? syarat yang pertama
adalah Niat yang lurus, karena "Semua amal tergantung
pada niatnya dan setiap orang akan mendapat (balasan) sesuai dengan
niatnya."(HR. Bukhari, Muslim) Karena ada juga orang yang beribadah
haji hanya karena ingin disebut haji, atau berniat haji karena ingin adanya
pujian atau gelar haji. Kemudian ada juga orang yang beribadah haji bukan
kepada Allah tetapi karena pengaruh atau tekanan lingkungan misalnya lingkungan
pengajian atau lingkungan kerja, dia merasa malu karena belum haji.
Ada juga contoh lain ,
yaitu orang yang niat haji karena penasaran dan bukan berniat
untuk ibadah tetapi untuk tahu saja, untuk shoping, refreshing atau bahkan ada
yang haji dengan itikad yang buruk dibalik berhaji misal setelah selesai haji
berharap dinaikkan jabatan..Jelas kalau niat-niat seperti ini ibadah hajinya
tidak akan diterima.Naudzubillahi min dzalik
Syarat berikutnya untuk
meraih haji mabrur itu ialah uang yang digunakan harus halal,
karena seperti membuat kue tidak boleh dibuat dengan telur busuk, memang ingin
membuat kue itu niatnya baik tapi jika di buat dari telur yang busuk tentu akan
busuk pula hasilnya.Begitupun dengan berhaji tidak boleh niat baik untuk
berhaji tetapi biayanya merupakan hasil mencuri atau bahkan korupsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar